Kurs rupiah pada Selasa pagi dibuka melemah sembilan poin atau 0,06 persen ke posisi Rp15.168 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.159 per USD.
"Meskipun sempat menguat kemarin, rupiah masih berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS. Potensi pelemahan masih karena kekhawatiran yang sama yaitu kemungkinan penerapan kebijakan pengetatan moneter AS yang kembali agresif," jelas Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra dilansir Antara, Selasa, 21 Februari 2023.
Pengetatan moneter AS
Ariston menuturkan kemungkinan implementasi kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif dipengaruhi oleh situasi ketenagakerjaan di AS yang bagus dan tingkat inflasi yang tidak cepat turun ke level target dua persen."Pagi ini sentimen pasar juga tidak terlalu positif, indeks saham Asia terlihat melemah, mungkin terbawa oleh data indeks manufaktur Jepang pada Februari yang berkontraksi lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya," ujarnya.
Indeks harga konsumen (IHK) utama AS juga tercatat mencapai 0,5 persen pada Januari sebagian besar karena biaya sewa dan makanan yang lebih tinggi.
Itu sejalan dengan perkiraan, meskipun angka tahunan 6,4 persen sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan dan taruhan pada penurunan suku bunga menjelang akhir 2023 dengan cepat dibatalkan.
Sementara itu, laporan terpisah oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, turun 1.000 menjadi 194 ribu untuk pekan yang berakhir 11 Februari.
Neraca transaksi berjalan surplus
Di sisi lain, kabar positif dari Tanah Air seperti neraca transaksi berjalan yang mencatatkan surplus di triwulan IV-2022, membantu penguatan rupiah kemarin dan mungkin bisa menjaga rupiah tidak terlalu melemah hari ini.Transaksi berjalan kembali mencatat surplus sebesar USD4,3 miliar atau 1,3 persen dari produk domestik bruto (PDB), melanjutkan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar USD4,5 miliar.
Kinerja transaksi berjalan tersebut bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang terjaga, didukung oleh harga komoditas ekspor yang tetap tinggi.
Ariston menuturkan rupiah berpeluang melemah ke arah Rp15.220 per USD, dengan potensi tertahan di kisaran Rp15.150 per USD.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News