Beban bunga tercatat turun sebesar 34 persen menjadi Rp729 miliar dampak adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya pendanaan. Di samping itu, sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi dan bisnis, biaya kredit tercatat menurun 35 persen yoy menjadi Rp907 miliar.
"Dengan demikian, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing menjadi 8,6 persen dan 17,4 persen di 2022," kata Presiden Direktur Adira Finance I Dewa Made Susila, Jumat, 10 Februari 2023.
Per posisi Desember 2022, kualitas aset menunjukkan perbaikan yang ditandai rendahnya gross NPL konsolidasi yang dikelola dilevel 1,7 persen, dari sebelumnya sebesar 2,3 persen pada 2021. Penurunan ini didukung aktivitas ekonomi yang berangsur pulih sehingga memengaruhi kapasitas pembayaran konsumen serta aktivitas penagihan yang intensif.
Pertumbuhan tersebut relatif kecil dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan mobil, terutama karena terkendalanya proses produksi akibat kelangkaan cip semikonduktor dan berbagai suku cadang otomotif lainnya di pertengahan 2022, meskipun daya beli masyarakat sudah membaik.
Pertumbuhan industri otomotif
Namun demikian, mengingat prospek pertumbuhan ekonomi cukup baik, dan produksi kendaraan berangsur pulih, pertumbuhan industri otomotif diharapkan akan berlanjut di 2023. Adapun membaiknya pertumbuhan penjualan industri otomotif berdampak positif pada kinerja Adira Finance di 2022.
Perusahaan, masih kata Made, mencatatkan pembiayaan baru meningkat 22 persen yoy menjadi Rp31,7 triliun terutama didorong dari pertumbuhan segmen pembiayaan mobil. Di samping itu, Adira Finance berhasil membukukan pertumbuhan piutang yang dikelola 10 persen menjadi sebesar Rp44,6 triliun.
"Setelah sempat mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir karena dampak pandemi covid-19," kata Made.
Lebih lanjut, dari sisi pendanaan, tambahnya, perusahaan terus melakukan diversifikasi sumber pendanaannya melalui dukungan berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan perusahaan induknya, Bank Danamon, dan memperoleh pinjaman eksternal yang meliputi pinjaman bank dan obligasi.
Per posisi Desember 2022, pembiayaan bersama mewakili 47 persen dari piutang yang dikelola. Sementara itu, total pinjaman perusahaan pada Desember 2022 tercatat turun empat persen menjadi Rp 10,5 triliun, terdiri dari pinjaman bank baik dalam negeri dan luar negeri dan obligasi, maupun sukuk masing-masing memberikan kontribusi 48 persen:52 persen.
Hasilnya, gearing ratio turun menjadi 1,0 kali di 2022 dari sebelumnya 1,2 kali di 2021, yang didukung dari pertumbuhan jumlah ekuitas dari meningkatnya saldo laba. Sedangkan pada awal 2023, Adira Finance berhasil mempertahankan peringkat tertinggi domestik dengan penilaian idAAA/Stable dari Lembaga pemeringkat dalam negeri Pefindo.
Kemudian, Adira Finance mempertahankan peringkat internasional oleh Lembaga Pemeringkat Moody’s dengan peringkat Baa1/stable, dan peringkat BBB dari Lembaga Pemeringkat internasional Fitch Rating. "Kami berharap peringkat ini mempermudah memperoleh akses pendanaan yang lebih kompetitif dan optimal dari dalam negeri maupun luar negeri," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Perusahaan, masih kata Made, mencatatkan pembiayaan baru meningkat 22 persen yoy menjadi Rp31,7 triliun terutama didorong dari pertumbuhan segmen pembiayaan mobil. Di samping itu, Adira Finance berhasil membukukan pertumbuhan piutang yang dikelola 10 persen menjadi sebesar Rp44,6 triliun.
"Setelah sempat mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir karena dampak pandemi covid-19," kata Made.
Lebih lanjut, dari sisi pendanaan, tambahnya, perusahaan terus melakukan diversifikasi sumber pendanaannya melalui dukungan berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan perusahaan induknya, Bank Danamon, dan memperoleh pinjaman eksternal yang meliputi pinjaman bank dan obligasi.
Per posisi Desember 2022, pembiayaan bersama mewakili 47 persen dari piutang yang dikelola. Sementara itu, total pinjaman perusahaan pada Desember 2022 tercatat turun empat persen menjadi Rp 10,5 triliun, terdiri dari pinjaman bank baik dalam negeri dan luar negeri dan obligasi, maupun sukuk masing-masing memberikan kontribusi 48 persen:52 persen.
Hasilnya, gearing ratio turun menjadi 1,0 kali di 2022 dari sebelumnya 1,2 kali di 2021, yang didukung dari pertumbuhan jumlah ekuitas dari meningkatnya saldo laba. Sedangkan pada awal 2023, Adira Finance berhasil mempertahankan peringkat tertinggi domestik dengan penilaian idAAA/Stable dari Lembaga pemeringkat dalam negeri Pefindo.
Kemudian, Adira Finance mempertahankan peringkat internasional oleh Lembaga Pemeringkat Moody’s dengan peringkat Baa1/stable, dan peringkat BBB dari Lembaga Pemeringkat internasional Fitch Rating. "Kami berharap peringkat ini mempermudah memperoleh akses pendanaan yang lebih kompetitif dan optimal dari dalam negeri maupun luar negeri," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News