Mengutip Antara, Senin, 20 Maret 2023, nilai tukar rupiah pada Senin pagi dibuka tergelincir 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp15.362 per USD dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.345 per USD.
"Rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS seiring dengan ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga acuan AS tidak agresif lagi akibat krisis perbankan di AS," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra.
Ariston mengatakan data ekonomi AS yang dirilis Jumat lalu, seperti data produksi industri Februari 2023 dan data survei tingkat keyakinan konsumen Maret 2023 yang menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, menambah ekspektasi pasar tersebut.
"Ekonomi AS sedang tidak baik, sehingga akan sulit menerima suku bunga yang tinggi," ujarnya.
Baca: Baru Sebulan, Pengguna Aktif Mobile Banking Ini Melonjak 58%! |
Selain itu, berita soal rencana pengambilalihan Bank Credit Suisse di Swiss yang sedang bermasalah oleh Bank UBS membantu memberikan sentimen positif ke pasar pagi ini. Aksi tersebut bisa membantu mencegah Bank Credit Suisse bangkrut dan menyebabkan krisis perbankan lagi.
Sementara dari domestik, berita tentang Indonesia berhasil mengantongi Devisa Hasil Ekspor (DHE) sebesar USD173 juta, mungkin bisa membantu penguatan rupiah terhadap dolar AS. Ariston memprediksi peluang penguatan rupiah ke arah Rp15.280 per USD, dengan potensi resisten di sekitar Rp15.400 per USD.
Pada Jumat, 17 Maret 2023, kurs rupiah ditutup naik 44 poin atau 0,29 persen ke posisi Rp15.345 per USD dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.389 per USD.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News