"Kita mensinkronkan komitmen Indonesia kita berkomitmen penuh menurunkan efek rumah kaca dan emisi pada 2030 sebesar 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional dalam skema nationally determined contribution," ucap Ketua DK OJK Wimboh Santoso, dalam acara Green Economy Outlook 2022 yang disiarkan secara virtual, Selasa, 22 Februari 2022.
Dalam dukungannya, jelas Wimboh, OJK telah menyusun Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap I (2015-2019). Peta jalan ini bertujuan untuk membangun kesadaran (awareness) tentang keuangan berkelanjutan.
"Pada tahap ini, yang diimplementasikan antara lain penyusunan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan dan penyampaian Laporan Keberlanjutan oleh lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik," terang dia.
Namun demikian, dalam mengakselerasi implementasi keuangan berkelanjutan untuk mendukung ekonomi hijau, terdapat beberapa hal-hal yang dilakukan. Pertama, perubahan paradigma (shifting paradigm) pada sektor riil dan sektor jasa keuangan, dari kegiatan usaha seperti biasa (business as usual) menjadi model ekonomi hijau (green economic model).
Kedua, keuangan berkelanjutan (sustainable finance) akan menjadi roda pendorong proses transisi dari high carbon-based economy ke low carbon based-economy yang lebih ramah lingkungan. Ketiga, menekankan dukungan pada sektor keuangan untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs)
"Dalam hal ini sektor jasa keuangan perlu mengadopsi paradigma kedepannya perlu dicapai pertumbuhan yang lebih berkesinambungan selaras dengan prinsip ESG (Environmental Social Governance/tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan)," tegas Wimboh.
Menyempurnakan implementasi roadmap tahap I
Guna menyempurnakan implementasi Roadmap Tahap I tersebut, OJK telah menyusun dan mengimplementasikan Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap II 2021-2025 yang bertujuan untuk membentuk ekosistem keuangan berkelanjutan, di antaranya melalui peluncuran Taksonomi Hijau Indonesia.Ia menuturkan Taksonomi Hijau Indonesia versi 1.0 (One point O) merupakan pedoman untuk mengklasifikasikan aktivitas ekonomi untuk mendukung upaya perlindungan lingkungan hidup dan mitigasi serta adaptasi perubahan iklim.
"(Taksonomi Hijau Indonesia) juga diharapkan dapat menjadi acuan lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik dalam menyamakan bahasa tentang kegiatan usaha yang tergolong hijau," beber dia.
Taksonomi Hijau Indonesia disusun secara komprehensif dan kolaboratif, yaitu mengkaji 2.733 klasifikasi sektor dan subsektor ekonomi bersama dengan delapan kementerian, lembaga internasional, akademisi, dan lembaga riset, serta para pegiat lingkungan.
"Taksonomi Hijau Indonesia ini kami harapkan dapat menjadi dasar penyusunan kebijakan (insentif dan disinsentif) dari berbagai pemangku kepentingan terkait," tutup Wimboh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id