Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan saat ini jumlah investor ritel di Indonesia sebesar 5,6 juta orang atau naik 125 persen dibandingkan 2019 sebanyak 2,5 juta orang. Dari jumlah itu, investor khususnya yang milenial masih sedikit.
"Kalau kita menghitung sekarang ini ada enam juta sekarang investor ritel, taruhlah setengahnya itu milenial, berarti baru tiga juta dari 70 juta anak-anak milenial. Jadi baru sekitar tiga persenan lebih sedikit," kata dia dalam webinar di Jakarta, Jumat, 13 Agustus 2021.
Ia menambahkan, angka ini masih terbilang kecil sehingga peluang untuk investor milenial tumbuh akan sangat besar lagi. Apalagi jika dilihat dari peta demografi Indonesia, jumlah penduduk usia produktif antara usia 15-64 tahun ada 191 juta jiwa.
Berdasar laporan dari Statista Investment Behaviour Worldwide pada 2019, di Hong Kong 57 persen generasi milenialnya telah berinvestasi. Sementara di Amerika Serikat angkanya sebesar 32 persen, Australia 28 persen, Inggris 24 persen, Jerman 23 persen, dan Prancis 18 persen.
Untuk itu, generasi milenial di Indonesia harus terus mendapatkan edukasi yang baik tentang investasi sehingga mereka terdorong untuk berinvestasi sejak dini. Terlebih sekarang ini berinvestasi bisa sangat mudah dengan kehadiran financial technology (fintech).
Sejalan dengan itu, Destry menyebut bahwa semangat nasionalisme generasi milenial juga harus dibangun. Di era sekarang, rasa nasionalisme tidak ditunjukkan dengan mengangkat senjata dan melawan penjajah, namun bisa berkontribusi dan berpartisipasi untuk membangun negeri lewat investasi.
"Saya Ingin menyampaikan optimisme saya bahwa Indonesia akan mampu berdiri menjadi negara maju dan berpendapatan tinggi. Oleh karena itu sebagai penutup saya ingin mengajak kita semua, mari bersama membangun negeri menjadi investor di negeri sendiri," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News