Dalam konferensi internasional yang diadakan secara virtual, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan dukungan tersebut diberikan melalui kebijakan makroprudensial yang ramah terhadap lingkungan, antara lain kebijakan pembiayaan berwawasan lingkungan (green financing).
"Bagaimana Bank Sentral berpartisipasi dan mendukung ekonomi hijau dan keuangan menuju kebijakan makroprudensial hijau dan ramah lingkungan melalui instrumen keuangan yang lebih bersih," kata Perry, Kamis, 2 September 2021.
Untuk mendukung pengembangan energi hijau, instrumen keuangan yang diciptakan khusus membiayai proyek-proyek yang ramah lingkungan. Artinya instrumen tersebut tidak lagi diberikan untuk membiayai proyek-proyek atau kegiatan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan dan masa depan.
Hal ini pun sejalan dengan upaya yang dijalankan oleh dunia internasional. Saat ini, pembiayaan internasional sudah tidak berkenan untuk memberikan pendanaan bagi proyek-proyek tidak ramah lingkungan. Salah satunya batu bara yang dikategorikan sebagai penghasil polusi ataupun proyek-proyek fosil lainnya.
Sebaliknya, banyak lembaga pembiayaan internasional yang kini berlomba-lomba memberikan pendanaan untuk membangun proyek-proyek energi baru terbarukan (EBT). Semua ini dilakukan sebagai upaya bersama untuk mencapai target bebas emisi karbon. Dunia menargetkan bebas emisi karbon pada 2050. Sementara Indonesia menargetkan akan mencapai net zero emissions pada 2060.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id