Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengungkapkan, laba bersih itu setara Rp72 triliun.
"Laba bersih meningkat dari 2022 itu sebesar USD3,81 miliar menjadi USD4,44 atau ekuivalen sebesar Rp62 triliun. Ini untuk laba entitas induk. Kalau laba total sebetulnya sekitar Rp72 triliun," ujar Emma dalam rapat bersama Komisi VI DPR yang dipantau secara daring di Jakarta, dilansir Antara, Rabu, 12 Juni 2024.
Adapun laba yang didapat di tengah ketidakpastian global tersebut meningkat 17 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD3,81 miliar.
Baca juga: Pertamina Diharapkan Ikut Kembangkan Kompleks Industri Petrokimia |
Pertumbuhan laba menurutnya didukung efisiensi operasional, restrukturisasi operasional serta struktur organisasi holding subholding.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro mengungkapkan, realisasi investasi perusahaan pada 2023 mencapai USD6,3 miliar.
Capaian itu meningkat 35 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022 yakni sebesar USD4,6 miliar.
Capaian positif tersebut menurutnya didukung oleh program debirokratisasi yang pada akhir 2022 dan awal 2023 Pertamina mendelegasikan wewenang treshold investasi di level sub holding.
Dengan demikian, realisasi investasi dapat dilakukan sub holding dengan nilai hingga USD500 juta, dan sub holding tidak perlu membawa finalisasi investasi ke holding.
"Ini sangat menolong khususnya di upstream," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News