Sementara itu indeks inklusi keuangan di 2022 mencapai 85,10 persen meningkat dibandingkan SNLIK OJK di 2019 (76,19 persen). Menurut data Global Financial Inclusion Index 2023 jangkauan literasi finansial terhadap populasi di indonesia mencapai 87,67 persen atau diatas Thailand dan Singapura yang mencapa 86,94 persen dan 83,67 persen.
baca juga: Mumpung Bulan Puasa, OJK Pecut Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah |
Namun kenaikan literasi keuangan indonesia masih menghadapi berbagai masalah seperti maraknya investasi bodong serta pinjol ilegal yang marak dalami generasi muda. Alhasil walaupun secara populasi merasakan literasi finansial skor literasi finansial Indonesia menurut Global Financial Inclusion Index 2023 berada pada level 41.4 atau dibawah Singapura (73.9), Malaysia (52.8) dan Vietnam (53.1).
Chief Customer and Marketing Officer Prudential Karin Zulkarnaen menjelaskan program literasi keuangan kepada generasi muda pada masa Sekolah Dasar (SD) diharapkan dapat mendukung target pemerintah untuk meningkatkan angka literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.
"Bahkan sejak usia dini agar mempersiapkan generasi mendatang yang lebih tangguh terhadap tantangan dan perubahan ekonomi di setiap fase kehidupannya," jelas dia dalam keteranganya, Sabtu, 20 April 2024.
Dia menuturkan Prudential Indonesia terus mewujudkan komitmennya dengan melanjutkan program Literasi Keuangan untuk Anak kepada puluhan murid sekolah dasar dengan harapan dapat melatih anak-anak dalam membuat keputusan keuangan yang baik hingga mencapai kesejahteraan dan ketahanan finansial sejak usia dini.
Dia menuturkan kelanjutan dari rangkaian edukasi Kurikulum Cha-Ching yang telah dilaksanakan sejak 2017 dan telah menjangkau lebih dari 390.000 murid dan melatih lebih dari 12.000 guru di lebih dari 6.900 sekolah di 8 provinsi dan 15 kota di Indonesia.
"Melalui program Cha-Ching, kami berharap semakin banyak anak-anak Indonesia yang melek finansial sejak usia dini mulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil, sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang unggul dan sekaligus mendorong angka literasi finansial di Indonesia.” tegas dia.
manajemen keuangan
Salah satu anggota PRUVolunteer Bonyta Riska Maryani mengungkapkan program literasi keuaungan yang menyenangkan seperti Program Cha-Ching akan mendidik murid mengenai pentingnya manajemen keuangan."Melihat para murid yang semangat belajar manajemen keuangan sejak dini, membuat kami para volunteer juga ikut terinspirasi untuk terus belajar dan memberikan ilmu manajemen keuangan.” jelas dia.
Prudential Indonesia juga secara berkelanjutan menginisiasikan program Literasi Keuangan dan Asuransi untuk anak muda dan dewasa yang diimplementasikan melalui berbagai platform, baik secara tatap muka maupun online/digital. Hingga saat ini, edukasi literasi keuangan dan asuransi yang dilakukan Prudential Indonesia telah mencapai lebih dari 75 juta orang.
akses produk keuangan legal dan ilegal
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengatakan generasi muda terkadang belum bijaksana dalam mengakses produk keuangan yang legal sekalipun.Menurut dia, anak muda sebenarnya sudah mampu secara mudah berselancar di dunia digital, yang berarti mereka memiliki pemahaman cukup terhadap literasi digital. Namun, apa yang menjadi permasalahan adalah mereka masih minim pemahaman tentang literasi keuangan digital, antara lain berkaitan dengan mengakses produk keuangan.
Ia mengatakan, sebagian dari anak muda bahkan menggunakan pinjaman online (pinjol) secara ilegal. Akses terhadap produk keuangan buy now pay later (BNPL) pun sedang marak di kalangan anak muda. Utang yang menumpuk karena penggunaan BNPL juga akan berefek terhadap Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) setiap debitur, sehingga generasi muda kesulitan untuk mencari kerja karena memiliki skor buruk di SLIK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News