Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal kedua negara itu turun sebanyak 12,6 persen secara year on year (yoy), angka ini turun sebesar 0,3 persen dibandingkan kuartal I-2020. Pada basis tahunan yang disesuaikan secara musiman kuartal ke kuartal, ekonomi Singapura menyusut 41,2 persen pada kuartal II-2020 jika dibandingkan kuartal sama tahun sebelumnya.
Menurut Ibrahim, memburuknya ekonomi Negeri Singa itu dikhawatirkan bakal berdampak terhadap perekonomian Indonesia yang selama ini merupakan mitra bisnis strategis, serta penyumbang investasi terbesar bagi Indonesia.
"Ini akan berdampak terhadap perekonomian dalam negeri, bahkan ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi (Indonesia) diramal akan mengalami kontraksi di kuartal II-2020," ujar Ibrahim dalam keterangan yang diterima Medcom.id, Selasa, 14 Juli 2020.
Bila demikian, bukan tidak mungkin proyeksi Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati terhadap perekonomian nasional bakal terealisasi. Bendahara Negara itu memprakirakan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 terkontraksi pada kisaran minus 3,5 persen hingga minus 5,1 persen.
Namun Ibrahim berharap semua pihak tetap optimistis. Sehingga apa yang ditakutkan Sri Mulyani akan berbanding terbalik karena fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat dan cadangan devisa yang terus mengalami peningkatan.
Dengan kondisi eksternal yang kurang kondusif, jelasnya, Bank Indonesia (BI) terus melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas), obligasi, dan Surat Utang Negara (SUN) di perdagangan domestic non deliverable forward (DNDF) guna menjaga stabilitas mata uang rupiah.
"Intervensi tersebut menahan keluarnya arus modal asing yang cukup besar dari pasar keuangan dalam negeri dan pelemahan mata uang rupiah tertahan. Walaupun masih memasuki zona merah, namun apa yang dilakukan Bank Indonesia perlu mendapatkan apresiasi dari pasar," ucapnya.
Dalam penutupan perdagangan hari ini, pergerakan mata uang rupiah mengalami pelemahan. Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah ke posisi Rp14.450 per USD dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya di level Rp14.425 per USD.
Mata uang Garuda tersebut melemah 25 poin atau setara 0,17 persen. Sedangkan rentang gerak harian rupiah berada di level Rp14.355 per USD sampai Rp14.450 per USD.
Sedangkan menukil data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp14.405 per USD. Rupiah mengalami penguatan 78 poin atau setara 0,54 persen, dari Rp14.483 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan di level Rp14.512 per USD atau mengalami pelemahan sebesar 26 poin dari nilai tukar rupiah pada perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp14.486 per USD.
"Dalam perdagangan Rabu besok kemungkinan masih akan bergejolak tetapi ditutup kemungkinan menguat tipis. Range rupiah berada di kisaran Rp14.420 per USD hingga Rp14.480 per USD," pungkas Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News