Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Medcom.id, Rabu, 27 Mei 2020 kenaikan laba tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 3,65 persen menjadi Rp135,56 triliun. Capaian pendapatan ini masih ditopang oleh bisnis anak usahanya yaitu PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan Indonesia Digital Home (IndiHome).
Tercatat bisnis lini data, internet dan jasa teknologi informasi menyumbang pendapatan sebesar Rp72,78 trilun atau naik 11,03 persen dibanding 2018. Pada segmen mobile, Telkomsel mencatat basis pelanggan terbesar di Indonesia yaitu 171,1 juta pelanggan dengan pengguna data tercatat 110,3 juta pelanggan.
Masifnya gaya hidup digital membuat trafik data Telkomsel naik 53,6 persen menjadi 6,558 petabyte. Sehingga pendapataan digital business Telkomsel pada 2019 menjadi Rp58,24 triliun. Telkomsel juga berhasil mengendalikan biaya dengan baik, sehingga mencatat EBITDA margin menjadi 54, persen dari sebelumnya 53,2 persen.
Sementara dari segmen consumer, Indihome menjadi pendorong pertumbuhan pendapatan Telkom. IndiHome mencatat kenaikan pendapatan signifikan sebesar 28,1 persen menjadi Rp18,3 triliun.
Jumlah pelanggan IndiHome tumbuh 37,2 persen jika dibanding akhir 2018 menjadi tujuh juta pelanggan pada akhir 2019. Pencapaian membuat IndiHome sebagai market leader bisnis fixed broadband di Indonesia. Profitabilitas IndiHome juga semakin baik dengan EBITDA margin mencapai 33,9 persen, mendekati standar profitabilitas global.
Pada segmen korporasi, Telkom mencatat pendapatan sebesar Rp18,7 triliun. Segmen ini memberikan kontribusi sebesar 14 persen terhadap pendapatan konsolidasi. Sementara dari segmen wholesale and international business Telkom mencatatkan pendapatan sebesar Rp10,61 triliun, tumbuh 5,2 persen dari tahun sebelumnya.
"Pencapaian sepanjang 2019 menunjukkan bahwa Telkom berada pada jalur yang tepat untuk menjadi Digital Telecommunication Company dan berkomitmen tinggi dengan memperkuat kapabilitas bisnis digital untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan pengalaman digital yang terbaik bagi pelanggan dan masyarakat Indonesia," ungkap Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam keterangan tertulisnya.
Di masa depan, Ririek menyabutkan pertumbuhan mobile broadband masih berpotensi meningkat cukup besar sejalan dengan semakin tingginya pengguna mobile data. Rata-rata konsumsi mobile data saat ini masih relatif rendah yaitu 5,2 GB per pelanggan per bulan, dibandingkan negara lain seperti Thailand atau India yang masing-masing mencapai 13 GB dan 11 GB per pelanggan per bulan.
Melihat hal tersebut, ia memperkirakan bahwa trafik data akan terus tumbuh signifikan dalam beberapa tahun ke depan seiring semakin beragamnya layanan digital, seperti games, video, advertising, dan payment yang masih dalam fase awal pertumbuhan.
Sedangkan untuk fixed broadband mengingat penetrasinya di Indonesia masih cukup rendah yaitu kurang dari 15 persen dari populasi rumah tangga, Telkom berkeyakinan bahwa permintaan akan layanan IndiHome masih akan tetap tinggi dalam beberapa tahun mendatang untuk memberikan layanan fixed broadband berkualitas tinggi, memenuhi kebutuhan internet sekaligus mendukung aneka layanan digital service yang menarik.
"Kami sadari bahwa kondisi saat ini menjadi tantangan untuk semua pihak, tak terkecuali Telkom. Melalui berbagai segmen bisnis kami, Telkom terus berupaya untuk mengembangkan berbagai layanan digital berbasis smart platform seperti Cloud, Big Data dan IoT (Internet of Things) sesuai kebutuhan para pelanggan dalam upaya memberikan pengalaman terbaik. Kami berkeyakinan bahwa lini bisnis digital merupakan pendorong pertumbuhan bagi Telkom di masa mendatang," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News