Kondisi pasar akan cepat pulih dan tidak akan mengulangi peristiwa koreksi dalam seperti Maret 2020 lalu. Pada Kamis, 10 September 2020, IHSG terkoreksi 5,01 persen hingga menyentuh level 4.891. Sementara, mata uang rupiah melemah hingga menyentuh Rp14.900 per USD.
"Tekanan di bursa dan nilai tukar saat ini diharapkan sementara. Sebab, penyebabnya lebih bersifat lokal sebagai antisipasi perlambatan ekonomi akibat PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)," kata Budi dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 11 September 2020.
Budi menjelaskan indikator untuk kondisi pasar eksternal masih cukup stabil. Selain menjaga suku bunga global rendah, kelebihan likuiditas akan memaksa dolar Amerika Serikat masuk siklus melemah dan emas berpeluang paling moncer.
"Meski memang investor harus mewaspadai retorika politik di Amerika Serikat jelang Pilpres dan masih ada keraguan efektivitas vaksin covid,” ungkapnya.
Adapun mengenai kekhawatiran pasar terkait PSBB dinilai Budi sebagai suatu yang lumrah dilakukan investor. Investor khawatir perlambatan ekonomi akan kembali terjadi akibat PSBB tersebut.
Ia berharap pemerintah dapat mempercepat realisasi stimulus Pemulihan Ekonomi Sosial (PEN), terutama untuk bantuan sosial, kesehatan, maupun insentif yang menunjang UMKM. Di sisi lain, adanya alokasi dana yang cukup besar bagi Polri untuk mendukung pelaksanaan PSBB juga bersifat positif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News