"Kami optimistis kondisi akan semakin membaik," kata Kuntjoro, Minggu, 28 Juni 2020.
BRI dipercaya untuk melakukan pendampingan teknik terhadap Bukopin. Kuntjoro menyampaikan Tim TA BRI telah aktif bekerja membantu PT Bank Bukopin sejak 18 Juni 2020. Hal ini menindaklanjuti surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tertanggal 11 Juni 2020 perihal Permintaan Technical Assistance terhadap Bank Bukopin.
Tim TA, kata Kuntjoro, saat ini telah berkantor di Kantor Pusat Bank Bukopin dan langsung berkomunikasi dengan manajemen Bukopin. Komunikasi meliputi langkah-langkah strategis yang perlu segera diambil dalam rangka menjaga stabilitas likuiditas.
Pengelolaan likuiditas akan menjadi perhatian utama Tim TA, terutama dalam memantau arus kas (cashflow) bank. Dalam pengelolaan likuiditas, tim turut berkomunikasi intens dengan pihak regulator.
"Diharapkan solusi terbaik dalam menjaga stabilitas likuiditas dapat segera terwujud. Kami optimistis dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan berharap Bank Bukopin dapat segera pulih," kata Kuntjoro.
Baca: Kookmin Bank Bawa Angin Segar bagi Ekonomi RI
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta BRI untuk membenahi masalah likuiditas dan operasional Bukopin. Surat permintaan technical assistance untuk Bukopin yang dikirimkan OJK telah diterima BRI pada 11 Juni 2020.
Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Anggawira, optimistis BRI bisa membantu menghidupkan kembali likuiditas Bukopin.
"Likuidutas Bukopin penting karena merupakan sumber modal usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta koperasi," kata Anggawira.
Saham mayoritas Bank Bukopin saat ini dipegang Kookmin Bank. Bank asal Korea Selatan ini diharapkan membuat industri perbankan nasional semakin bergairah.
OJK menyatakan bahwa Kookmin Bank telah menempatkan dana di escrow account sebesar USD200 juta per 11 Juni 2020. Artinya, mereka menguasai sebanyak 22 persen saham Bank Bukopin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News