"Dengan Return on Assets (RoA) dan Return on Equity (RoE) masing-masing berada di posisi 12,2 persen dan 21,9 persen," kata Finance Director BFI Finance Sudjono, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 14 Februari 2023.
Ia menambahkan 2022 merupakan titik balik geliat usai pandemi covid-19 dengan dinamika industri keuangan yang menantang. Menjawab momentum tersebut, BFI Finance Indonesia membukukan aset Rp22 triliun yang artinya tumbuh 40,3 persen yoy. Kemudian, BFIN menyalurkan total pembiayaan baru (booking) tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
"Yakni Rp20 triliun atau naik 52,7 persen yoy," ucapnya.
Capaian positif ini, tambahnya, tak lepas dari mobilisasi masyarakat yang kembali aktif, daya konsumsi yang mulai menggeliat, serta kondusifnya perekonomian nasional sepanjang tahun lalu yang ditunjang oleh ekspor yang gencar dibarengi derasnya aliran investasi ke berbagai sektor usaha.
| Baca: Filianingsih Hendarta Ditetapkan sebagai Deputi Gubernur BI, Apa Programnya? |
"Industri pembiayaan nasional ikut terkerek dengan tren pertumbuhan dan kualitas yang baik sepanjang tahun berjalan," tuturnya.
Dirinya mengungkapkan walaupun terjadi peningkatan inflasi akibat ancaman resesi di tengah ketidakpastian pasar keuangan global dan berimbas pada kenaikan suku bunga acuan sebanyak empat kali selama 2022, dari 3,5 persen menjadi 5,5 persen, tetapi secara keseluruhan dampaknya dapat dikendalikan.
Piutang pembiayaan
Piutang pembiayaan yang dikelola tercatat Rp20,5 triliun atau tumbuh 40,7 persen yoy dengan portofolio pembiayaan roda empat sebesar 67,3 persen, alat berat dan mesin 13,0 persen, roda dua 11,9 persen, pembiayaan agunan sertifikat rumah dan ruko (property-backed financing) 4,2 persen, serta syariah sebesar 3,6 persen."BFI Finance berhasil meminimalisir dampak pandemi dan mengembalikan pertumbuhan bisnis sepanjang 2022 ke level yang lebih tinggi dari posisi prapandemi serta di atas rata-rata industri. Berbagai keputusan strategis dan pemutakhiran proses bisnis sepanjang pandemi kemarin telah memberikan hasil yang baik di 2022," ujar Sudjono.
Sementara itu, rasio pembiayaan bermasalah atau Non-Performing Financing (NPF) sukses ditekan di angka bruto 1,00 persen atau turun 25 bps yoy dengan NPF coverage berada pada angka 4,1 kali. Persentase NPF ini lebih rendah dari rata-rata industri yang dilaporkan mencapai 2,32 persen per Desember 2022.
"Setiap langkah ekspansi yang dilakukan BFI Finance selalu dipertimbangkan dengan saksama. Selama manajemen risiko dijaga dengan baik dan disiplin menerapkan good corporate governance, masih ada banyak peluang positif bagi perusahaan," tutup Sudjono.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id