Sentimen ini langsung mendorong Bitcoin (BTC) dari kisaran USD118.000 menjadi USD119.000, disusul lonjakan altcoin seperti Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan Chainlink (LINK).
ETH melesat lebih dari 7 persen menembus USD4.600, sementara SOL dan LINK menguat di atas 12 persen dalam 24 jam terakhir. Tidak hanya kripto, bursa saham AS juga mencatatkan reli tajam, didukung pelemahan dolar AS dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September.
Peluang rate cut The Fed makin lebar
Berdasarkan data CME FedWatch, probabilitas pemangkasan suku bunga naik menjadi 90 persen dari sebelumnya 84 persen sebelum data CPI dirilis. Pasar menilai peluang pelonggaran moneter semakin besar setelah inflasi tahunan tercatat 2,7 persen, lebih rendah dari perkiraan 2,8 persen.S&P 500 dan Nasdaq bahkan mencetak rekor penutupan baru, masing-masing naik 1,1 persen dan 1,4 persen, sedangkan Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 1,1 persen, mendekati level tertinggi sejak Desember.
Saham teknologi raksasa seperti Nvidia, Microsoft, dan Apple menjadi magnet utama arus modal investor.
Baca juga: Ethereum Tembus USD4.000, Pertama Kali dalam 8 Bulan |
Inflasi masih mixed, Core CPI jadi sorotan
Meski headline CPI melunak, inflasi inti atau Core CPI yang tidak memasukkan harga pangan dan energi justru naik 3,1 persen YoY, sedikit di atas ekspektasi 3,0 persen dan meningkat dari 2,9 persen di Juni.Secara bulanan, CPI naik 0,2 persen, sedangkan Core CPI bulanan naik 0,3 persen.
Hal ini menunjukkan tekanan inflasi inti masih cukup persisten, sehingga The Fed mungkin tetap berhati-hati meskipun peluang pelonggaran meningkat.
Sentimen positif tapi tetap waspada
Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin menjelaskan lonjakan harga aset berisiko kali ini dipicu ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, ditambah optimisme investasi besar perusahaan Big Tech di sektor AI, cloud, dan data center.“Kondisi ini mencerminkan sentimen dan keyakinan para pelaku pasar bahwa meskipun inflasi inti belum turun sesuai harapan, kenaikan inflasi secara keseluruhan yang lebih rendah dari perkiraan akan memberi ruang bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter pada pertemuan berikutnya. Faktor ini menjadi sentimen positif bagi aset berisiko, termasuk kripto dan saham AS, meskipun volatilitas tetap perlu diwaspadai menjelang pertemuan Jackson Hole dan FOMC September,” jelas Fahmi dalam keterangan tertulis, Rabu, 13 April 2025.
Ia juga menekankan pernyataan Jerome Powell di Jackson Hole akan menjadi kunci, terutama terkait arah pemangkasan suku bunga apakah agresif atau bertahap.
Menurut Fahmi, kondisi ini bisa menjadi momentum bagi investor untuk meninjau ulang alokasi portofolio di aset kripto dan saham AS.
“Ini dikarenakan ketika pelonggaran ekonomi dimulai, dapat terjadi lonjakan likuiditas ke pasar-pasar tersebut yang dapat mendorong minat lebih banyak investor ke instrumen berisiko tinggi. Namun, investor harus tetap memperhatikan profil risiko yang dimiliki untuk menentukan porsi alokasi yang tepat dan pemilihan aset atau sektor yang sesuai dengan preferensi tersebut,” ujar Fahmi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id