Direktur Bisnis Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Handayani mengungkapkan pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui kebijakan makroprudensial Bank Indonesia (BI) terus tumbuh kuat di tengah ketidakpastian global.
Menurut data dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI), data tersebut memberikan sinyal positif pada ekonomi di kuartal kedua tahun ini. Lalu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI mempertahankan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) untuk mempertahankan inflasi agar terus terkendali di angka tiga persen.
"Meskipun akan ada tantangan-tantangan di depan, kita berharap bahwa dengan strategi yang tepat dan investasi yang bijak, kinerja investasi kita dapat menjadi lebih baik di tahun mendatang. Mari kita tetap optimis," tegas Handayani dalam acara Market Outlook yang digelar BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), dalam keterangan tertulis, Minggu, 10 September 2023.
Handayani juga menambahkan, BRI sebagai perusahaan induk BRIDS akan terus memberikan dukungan penuh dengan semakin mendorong literasi dan edukasi, serta memperbanyak acara untuk memperkenalkan produk pasar modal secara luas kepada masyarakat.
Sependapat dengan Handayani, Chief Economist & Macro Strategy BRIDS Helmy Kristanto menjelaskan, tren ke depannya akan berfokus kepada pertumbuhan ekonomi.
"Dengan berlanjutnya tren disinflasi dan semakin banyak bank sentral yang memilih untuk menghentikan kebijakan kenaikan suku bunga, fokus utama akan tertuju pada pertumbuhan ekonomi," papar dia.
Dari sisi domestik, diperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga sampai dengan akhir tahun ini. "Selanjutnya, periode pemilu akan mendukung konsumsi domestik, yang sejarahnya cenderung positif untuk pasar ekuitas dengan masuknya investor asing," jelas Helmy.
Baca juga: Duh! IHSG Jeblok 0,76% Minggu Ini |
Ekonomi Indonesia masih tetap tangguh
Sementara itu, pengamat politik Burhanudin Muhtadi menilai meskipun terjadi perlambatan, tapi Indonesia masih tangguh dibandingkan dengan ekonomi global dan beberapa negara tetangga di tengah sentimen tahun politik yang membayangi.
"Ekonomi sendiri diprediksi tumbuh positif di tengah ketidakpastian global mengingat kebijakan pemerintahan saat ini juga ditujukan untuk meningkatkan approval rating Presiden Jokowi yang nantinya sangat menentukan hasil pemilu," ungkap dia.
"Jika Presiden Jokowi dapat mempertahankan kestabilan ekonomi, ini akan mendukung calon yang berafiliasi dengan beliau. Sedangkan sebaliknya, jika beliau tidak dapat mempertahankan kestabilan ekonomi, akan mendukung calon yang cenderung berseberangan dengan beliau di Pemilu nanti," tambah Burhanudin.
Ia juga mengatakan, pada dasarnya pasar akan cenderung wait and see. Namun setelah pemilu selesai, perekonomian akan kembali normal siapa pun yang terpilih. Ditambah, situasi pandemi yang telah melemahkan perekonomian sebelumnya sudah berakhir.
"Artinya, hal ini akan memberikan sinyal positif terutama pada kelas menengah ke atas yang mulai meningkatkan konsumsi, terutama di bidang travel dan kuliner, sehingga akan diprediksi mendorong kestabilan ekonomi," urai dia.
Di sisi lain, Direktur Utama BRIDS Laksono Widodo mengharapkan acara Market Outlook ini dapat memperkaya wawasan investor Indonesia agar dapat membuat keputusan berinvestasi yang lebih baik dan matang memasuki tahun politik.
"Acara ini merupakan salah satu bentuk komitmen dan layanan kami kepada nasabah dan investor tanah air untuk terus memberikan edukasi dan informasi yang dapat menjadi pertimbangan nasabah untuk mendapatkan hasil terbaik dalam berinvestasi dan mengelola keuangan di pasar modal," tutup Laksono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News