"Sektor yang mengalami penurunan paling dalam selama 2020 adalah sektor dan real estate sebesar 33,56 persen," kata Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat, 26 Juni 2020.
Inarno menyebutkan penurunan indeks terjadi akibat efek dari pandemi virus korona (covid-19). Wabah ini memberikan dampak negatif terhadap aktivitas perekonomian di berbagai negara, termasuk Indonesia.
"Saat ini hampir seluruh kinerja indeks bursa global mengalami penurunan, yang turut diikuti penurunan nilai kapitalisasi pasar sahamnya," ucapnya.
Selain wabah covid-19, kinerja industri pasar modal juga terdampak oleh beberapa event besar lainnya. Salah satunya adalah pemilu Amerika Serikat (AS) yang akan berlangsung November. Aktivitas politik ini akan memberi pengaruh ke negara-negara lain.
Kemudian, kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat. "Kita selalu melihat kebijakan yang dilakukan oleh The Fed berpengaruh pada perekonomian dunia," sebutnya.
Serta perang harga minyak yang sempat terjadi. Menurutnya, turunnya harga minyak akibat perang harga tersebut berpengaruh pada perekonomian dunia.
Sampai dengan 19 Juni 2020, BEI mencatat indikator pasar dan perdagangan bergerak dinamis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun sebesar 21,54 persen ke level 4.942. Diikuti dengan penurunan kapitalisasi pasar sebesar 21,30 persen menjadi Rp5.717 triliun.
Pada umumnya seluruh indeks sektoral mengalami penurunan secara year to date. Namun kebalikan dengan sektor properti dan real estate, sektor consumer goods menunjukkan kinerja indeks yang relatif baik dibandingkan indeks acuannya (IHSG dan LQ45).
Sektor consumer goods mampu mencatatkan kinerja positif sejak adanya pengumuman kasus covid-19 pertama di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
