Ilustrasi. Foto: Antara/Aprilio Akbar
Ilustrasi. Foto: Antara/Aprilio Akbar

Uang Beredar di Februari Capai Rp6.810 Triliun

Husen Miftahudin • 25 Maret 2021 14:22
Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2021 tetap tumbuh tinggi. Hal tersebut didukung oleh komponen uang beredar dalam arti sempit (M1).
 
"Posisi M2 pada Februari 2021 sebesar Rp6.810,5 triliun atau tetap tumbuh tinggi sebesar 11,3 persen (yoy), meskipun melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,8 persen (yoy)," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis yang dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Kamis, 25 Maret 2021.
 
Adapun pertumbuhan M1 pada Februari 2021 tercatat sebesar 18,6 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 18,7 persen (yoy). Perkembangan tersebut bersumber dari perlambatan peredaran uang kartal yang diimbangi dengan peningkatan giro rupiah.

Sementara itu, kartal tercatat sebesar Rp698,2 triliun atau tumbuh sebesar 14,8 persen (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 15,6 persen (yoy) sejalan dengan pola historisnya. Untuk giro rupiah masyarakat tumbuh 21,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 20,9 persen (yoy).
 
Sejalan dengan hal tersebut, dana float (saldo) uang elektronik yang diterbitkan bank tumbuh positif sebesar 20,1 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,8 persen (yoy). Dana float pada Februari 2021 tercatat sebesar Rp2,8 triliun dengan pangsa 0,16 persen terhadap M1.
 
Uang kuasi yang memiliki pangsa 73,5 persen terhadap M2 dengan nilai sebesar Rp5.005,7 triliun mengalami perlambatan dari 9,7 persen (yoy) pada Januari 2021 menjadi 9,2 persen (yoy). perlambatan tersebut terutama terjadi karena melambatnya instrumen tabungan serta simpanan berjangka baik dalam rupiah dan valas seiring dengan tren penurunan suku bunga simpanan.
 
"Demikian juga surat berharga selain saham yang masih menunjukkan tren penurunan, dari minus 20,4 persen (yoy) pada Januari 2021 menjadi minus 24,8 persen (yoy) seiring penurunan surat berharga oleh korporasi finansial non bank dalam rupiah," paparnya.
 
Berdasarkan faktor yang memengaruhi, pertumbuhan M2 pada Februari 2021 terutama dipengaruhi oleh tetap tingginya tagihan bersih kepada pemerintah pusat, perlambatan aktiva luar negeri bersih, dan penurunan kredit.
 
Pertumbuhan tagihan bersih kepada pemerintah pusat tetap tinggi sebesar 50,8 persen (yoy), meskipun lebih rendah dari capaian bulan sebelumnya sebesar 54,8 persen (yoy). Sementara itu, pertumbuhan aktiva luar negeri bersih sebesar 11,5 persen (yoy), lambat dibandingkan dengan pertumbuhan Januari 2021 sebesar 14,9 persen (yoy).
 
"Selain itu, pertumbuhan kredit terkontraksi 2,3 persen (yoy), sedikit lebih dalam dari kontraksi 2,1 persen (yoy) pada Januari 2021," tutup Erwin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan