Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan indeks baru ini mengukur kinerja harga dari 17 saham syariah BUMN dan afiliasi yang memiliki likuiditas baik, kapitalisasi pasar besar, serta fundamental perusahaan yang baik.
"Kami harap indeks ini bisa menjadi acuan bagi penciptaan produk investasi berbasis indeks syariah seperti reksa dana indeks syariah atau ETF syariah. Sehingga investor syariah bisa mudah berinvestasi pada saham BUMN syariah," kata Inarno dalam peluncuran indeks IDX-MES BUMN 17, Kamis, 29 April 2021.
IDX-MES BUMN 17 juga akan menjadi alternatif indeks saham bertema syariah yang saat ini masih terbatas. Di bursa, saat ini baru terdapat tiga indeks syariah, yaitu Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Index 70 (JII70), dan Jakarta Islamic Index (JII).
Inarno menjelaskan beberapa hal yang melatar belakangi pembentukan IDX-MES BUMN 17. Pertama, terkait perkembangan pasar modal syariah dalam 10 tahun terakhir cukup membanggakan. Sejak 2011 jumlah saham syariah meningkat secara pesat 84 persen, lebih tinggi dari peningkatan saham nonsyariah yang sebesar 44 persen.
Kedua, di sisi aktivitas perdagangan Inarno juga menyebutkan, mengalami peningkatan. Rata-rata nilai transaksi harian atas saham syariah sebesar 14 per tahun yaitu dari Rp2,41 triliun pada 2011 menjadi Rp8,19 triliun per hari pada 27 April 2021.
Kemudian ketiga dari jumlah investor syariah yang memanfaatkan SOTS juga meningkat dalam lima tahun terakhir, tumbuh dari 4.908 investor pada 2015 menjadi 93.870 investor per Maret 2021, atau naik 1.813 persen.
BEI juga mencatat perusahaan tercatat BUMN dan afiliasinya mengalami peningkatan kapitalisasi pasar. Dalam 10 tahun terakhir, kapitalisasi saham BUMN dan afiliasinya meningkat 105 persen.
Dengan nilai kapitalisasi pasar tersebut, saham-saham BUMN dan afiliasinya yang saat ini berjumlah 34 perusahaan dapat menguasai 24 persen dari total kapitalisasi pasar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Kami optimistis dan menyambut baik inisiatif yang disampaikan MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) untuk membentuk indeks saham syariah baru atas saham-saham BUMN," ucapnya.
Adapun dalam jangka panjang, Inarno berharap indeks anyar ini dapat berkontribusi untuk perkembangan pasar modal syariah Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News