Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: MI/Susanto
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: MI/Susanto

Peningkatan BI Rate Bisa Tarik Capital Inflow

Antara • 25 April 2024 13:36
Jakarta: Keputusan penaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-rate menjadi 6,25 persen dinilai bisa menarik aliran modal masuk (capital inflow) di tengah ketidakpastian global.
 
Hal itu diutarakan Ekonom Andry Asmoro, yang akhirnya berdampak pada stabilitas sektor keuangan.
 
“Kebijakan BI akan mendukung stabilitas keuangan dan menarik aliran modal masuk di tengah ketidakpastian global,” kata Asmo dilansir Antara, Kamis, 25 April 2024.
 
Menurut Ekonom Bank Mandiri itu, melemahnya perekonomian global dan meningkatnya ketegangan geopolitik akan mendorong pelaku pasar untuk menempatkan dananya pada instrumen yang dianggap aman (safe haven), seperti dolar AS dan komoditas emas.
 
Pergerakan indeks dolar (DXY) masih terus meningkat, menjadi level 105-106 dari sebelumnya 101 pada akhir 2023.
 
Kenaikan tersebut menunjukkan berlanjutnya penguatan dolar AS terhadap nilai tukar sejumlah mata uang utama.
 
Namun, seiring dengan kenaikan suku bunga BI, investor diharapkan akan mengalihkan dananya dari dolar AS menuju pasar Indonesia.
 
Baca juga: Risiko Global Makin Gak Karuan, BI Rate Akhirnya Dikerek Naik Jadi 6,25%

The Fed masih akan mempertahankan suku bunga

Terlebih, Asmo memperkirakan The Fed masih akan mempertahankan suku bunga pada level tinggi 5,50 persen selama satu hingga tiga bulan ke depan.
 
The Fed diproyeksikan baru menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) hingga 50 bps pada September mendatang dengan probabilitas 46,2 persen.
 
“Kami melihat kemungkinan pergerakan BI-rate sangat kecil, sehingga BI-rate diperkirakan akan dipertahankan pada level 6,25 persen hingga akhir 2024,” ujar Asmo.
 
Sementara tingkat inflasi Indonesia diperkirakan bisa bertahan pada kisaran 2,5±1 persen pada 2024 bila pemerintah terus berupaya mengelola harga pangan dan energi.
 
“Ke depan, peningkatan BI-rate, optimalisasi triple intervensi, dan kebijakan BI yang pro pasar melalui penerbitan instrumen baru diharapkan dapat menarik aliran dana asing, meningkatkan cadangan devisa, dan mengurangi tekanan eksternal terhadap depresiasi rupiah lebih lanjut. Dalam jangka pendek, volatilitas pasar keuangan akan lebih tinggi,” kata Asmo.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan