Ilustrasi Rupiah. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin.
Ilustrasi Rupiah. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin.

Rupiah Nyusruk Gara-gara Sentimen Covid-19 di Tiongkok

Husen Miftahudin • 25 November 2022 16:18
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan pada penutupan hari ini. Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Jumat, 25 November 2022, berada di level Rp15.672 per USD, turun tipis tujuh poin atau setara 0,05 persen dari posisi Rp15.665 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah pada penutupan menjelang akhir pekan ini utamanya disebabkan oleh kekhawatiran atas memburuknya kondisi covid-19 di Tiongkok, meskipun beberapa unit regional masih ditetapkan untuk minggu yang lebih kuat karena sinyal kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Federal Reserve membebani dolar.
 
"Perekonomian terbesar di Asia sedang berjuang dengan rekor tertinggi dalam kasus covid-19 harian, yang melihat penerapan kembali pembatasan ketat di beberapa kota besar dan juga memicu keresahan publik di Kota Zhengzhou," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.

Di sisi lain, para pelaku pasar juga tengah menunggu risalah pertemuan November Federal Reserve yang menunjukkan bahwa bank sentral sedang mempertimbangkan laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat dalam beberapa bulan mendatang.
 
Baca juga: Rupiah Jelang Akhir Pekan 'Terpeleset' ke Rp15.672/USD

 
Beberapa anggota Fed mendukung kenaikan suku bunga yang lebih kecil untuk mengukur dampak ekonomi dari kenaikan tajam suku bunga tahun ini. Pasar secara luas mengharapkan bank untuk menaikkan sebesar 50 basis poin pada Desember, meskipun kenaikan selanjutnya kemungkinan akan ditentukan oleh lintasan inflasi AS.
 
"Kenaikan suku bunga AS yang lebih kecil positif untuk mata uang Asia, karena memberi bank sentral regional lebih banyak ruang untuk memperketat kebijakan dan menyesuaikan kecepatan dengan Fed. Tetapi pasar masih tetap tidak yakin kapan suku bunga AS akan mencapai puncaknya," terang dia.
 
Di dalam negeri, Ibrahim mengapresiasi membaiknya pertumbuhan ekonomi yang dinilai akan membawa aliran dana asing kembali masuk ke pasar finansial domestik sehingga akan berdampak terhadap penguatan nilai mata uang rupiah. "Selain itu ketakutan akan resesi akan membawa kewaspadaan tersendiri bagi pemangku kebijakan," kata dia.
 
Untuk perdagangan Senin depan Ibrahim memprediksi rupiah akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar masih akan mengalami penguatan. "Untuk perdagangan Senin, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.650 per USD hingga Rp15.700 per USD," pungkas dia.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan