Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, pada dasarnya ada dua sentimen yang bakal memengaruhi pergerakan saham-saham pada pekan ini yakni sentimen domestik dan sentimen eksternal.
Dari sisi domestik ada data cadangan devisa November, indeks keyakinan konsumen November dan penjualan ritel Oktober. Sementara itu dari sisi eksternal ada ekspektasi The Fed menurunkan besaran kenaikan suku bunga acuan, harga komoditas, klaim pengangguran dan inflasi produsen.
"Penurunan posisi cadangan devisa pada Oktober 2022 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global," jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin, 5 Desember 2022.
Baca juga: BEI Resmi Luncurkan Papan Ekonomi Baru |
Ia menuturkan, jika cadangan devisa turun drastis maka dampaknya akan negatif, tetapi jika naik maka akan positif. Selanjutnya meeting The Fed pada 14 Desember bisa saja membuat Rupiah tertekan, tetapi jika data cadangannya naik maka akan bisa menahan.
"Menariknya, cadangan devisa kita terakhir di Oktober USD130 miliar cukup aman untuk membiayai impor 5,8 bulan di atas standar kecukupan internasional tiga bulan," ucapnya.
Sementara itu terkait indeks keyakinan konsumen November, terangnya, survei konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.
"Kalau angkanya masih di atas 100 maka konsumen cukup yakin dan pada Oktober lalu angkanya di 120. Jadi dengan keyakinan konsumen ini, harapannya ekonomi akan bergerak positif," imbuhnya.
Selanjutnya terkait penjualan ritel Oktober, lanjut Mino, pada September 2022 lalu pertumbuhan penjualan eceran juga tercatat tetap kuat yakni tumbuh 4,56 persen (yoy).
Kinerja penjualan eceran ditopang oleh perbaikan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya di tengah melambatnya pertumbuhan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dan subkelompok sandang.
"Harapannya di bulan penjualan eceran di Oktober masih akan positif," ujarnya.
Ia kemudian menyebutkan, saham-saham yang layak beli dan diperdagangkan hingga 9 Desember 2022 adalah:
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
- PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News