Ilustrasi gaya hidup hemat. Foto: AFP.
Ilustrasi gaya hidup hemat. Foto: AFP.

Inflasi Tinggi, Suku Bunga Bakal Naik, Kita Harus Apa?

Annisa ayu artanti • 16 Juli 2022 12:00
Jakarta: Kondisi ekonomi saat ini masih terus diliputi oleh ketidakpastian. Inflasi yang tinggi dan peningkatan suku bunga yang akan diambil bank sentral menjadi ancaman bagi perekonomian rumah tangga.
 
Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini mengatakan keluarga Indonesia harus sensitif dan peka terhadap kondisi ini. Terlebih, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) sudah menaikan suku bunganya tiga kali selama satu semester I-2022. Kebijakan ini diikuti oleh bank sentral belahan dunia lainnya.
 
baca juga: BI: Hingga Minggu Kedua Juli, Inflasi Capai 0,59%

Meski Bank Indonesia masih menahan tingkat suku bunga di level 3,5 persen lantaran inflasi RI masih dalam terkendali di rentang 2-4 persen year on year, pada Juni 2022 tercatat inflasi sudah mencapai 4,3 persen sehingga potensi Bank Indonesia sangat terbuka.  
 
"Keluarga-keluarga Indonesia nih musti sensitif, musti aware terhadap policy atau kebijakan pemerintah melalui bank indonesia sebagai bank sentral, apa sih dampaknya terhadap perekonomian rumah tangga," katanya Mike mengawali wawancara dengan Medcom.id, Sabtu, 16 Juli 2022.

Ia menjelaskan inflasi yang tinggi mendorong bank sentral mengambil kebijakan menaikan suku bunganya. Hal itu akan memberikan dampak domino bagi masyarakat yaitu kenaikan suku bunga kredit, artinya biaya pinjaman akan semakin mahal.  
 
"Jadi beban utang menjadi lebih berat. Karena tingkat suku bunga pinjaman pasti akan terkerek," ujarnya.
 
Tak hanya itu, kondisi itu akan merembet ke banyak hal lainnya, seperti keberlangsungan industri, potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang kembali terbuka, hingga kesehatan keuangan masyarakat.
 
Lalu apa yang harus dilakukan?

Penghasilan

Pertama, Mike menuturkan, dalam menghadapi kondisi ini yang pertama dilakukan adalah peningkatan risiko keberlangsungan sumber penghasilan.
 
Salah satu imbas dari naiknya suku bunga adalah kesulitan industri atau UMKM memperoleh modal.
 
Pengusaha akan berpikir beberapa kali untuk mengambil pinjaman. Jika kegiatan usaha tidak berjalan tentu akan berimbas kepada karyawan, dan itu akan berdampak pada penghasilan karyawan itu sendiri.
 
"Jadi, yang harus diperhatikan adalah peningkatan risiko terhadap keberlangsungan sumber penghasilan anda," sebutnya.

Penghematan

Kedua, usahakan melakukan penghematan. Mike bilang, di era inflasi tinggi segala jenis produk, barang, dan jasa mengalami kenaikan harga. Artinya, biaya hidup kita naik.
 
Dari kondisi tersebut, kita dituntut mengambil langkah penghematan dalam setiap pengeluaran yang kita lakukan dan menerapkan sustainable living. Mike tidak menyarankan mengambil utang terlebih dahulu saat kondisi ini.  
 
"Kalau bisa biaya hidup kita disesuaikan dengan kita punya penghasilan," ujarnya.

Dana Darurat

Ketiga, perhatikan dana darurat. Mike menambahkan, disaat suku bunga naik artinya reksadana pasar uang juga akan naik. Instrumen ini cukup cocok untuk investasi jangka pendek, khususnya untuk penempatan dana darurat.
 
"Reksadana pasar uang ini kan cocok untuk kita investasi jangka pendek, dibawah satu tahun. Ini cocok untuk kita menempatkan dana darurat," imbuhnya.
 
Jika anda belum memiliki dana darurat, Mike menyarankan untuk memisahkan anggaran dari penghasilan atau mengurangi pengeluaran untuk ditempatkan di reksadana pasar uang.         
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan