Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan pandemi covid-19 memberikan pengaruh kepada semua negara di dunia termasuk di Indonesia. Hal itu juga diwarnai sejumlah kebijakan guna memutus mata rantai penyebaran virus korona seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Kemudian berdampak kepada aktivitas ekonomi sehingga daya beli masyarakat menurun. Industri juga mengalami perubahan signifikan sehingga berimbas kepada kinerja Adira Finance. Kami mencatat pembiayaan baru Rp18,6 triliun pada 2020, turun 51 persen dibandingkan dengan di 2019," kata Hafid, dalam Bincang Santai Bareng Media, Jumat, 15 Januari 2021.
Kondisi itu, lanjutnya, mendorong Adira Finance untuk melakukan inovasi dalam memberikan solusi keuangan guna memenuhi kebutuhan setiap konsumen yang ruang geraknya semakin terbatas. Di antara yang dilakukan adalah mengoptimalkan teknologi digital agar bisa terkoneksi secara aman selama 24 jam.
Sedangkan untuk tahun ini, Hafid mengatakan Adira Finance menargetkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebanyak 20-30 persen dibandingkan dengan di 2020. Pertimbangan penyaluran pembiayaan bisa naik, jelas Hafid, karena perekonomian Indonesia mulai tumbuh dan imbasnya penjualan otomotif ikut terkerek.
"Dan daya beli juga akan kembali tumbuh meski (pertumbuhan penyaluran pembiayaan) belum sampai waktu sebelum covid-19. Kalau sampai mencapai itu (pertumbuhan sebelum pandemi covid-19) butuh waktu," tuturnya.
Hafid mengaku Adira Finance masih memiliki likuiditas yang memadai guna mencapai pertumbuhan penyaluran pembiayaan 20-30 persen di tahun ini. Namun, ia tidak menampik, tiap tahun Adira Finance tetap mengeluarkan obligasi guna memperkuat struktur likuiditas untuk memaksimalkan target penyaluran pembiayaan.
"Intinya obligasi biasanya tiap tahun selalu ada karena itu bagian dari diversifikasi pembiayaan kami. Tapi untuk penerbitan obligasi di tahun ini saya masih belum bisa pastikan karena masih awal tahun. Jadi kita belum lihat perkembangan pembiayaan seperti apa. Karena kalau pembiayaan tidak terlalu bagus tentunya pendanaan yang sekarang mencukupi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News