Di tengah tantangan yang terjadi pada 2020, industri asuransi umum di Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) premi asuransi umum melambat sebesar 4,04 persen dibandingkan dengan pencapaian di 2019.
Dari sisi lini bisnis, asuransi properti memberikan kontribusi yang cukup tinggi yaitu sebesar Rp355 miliar dan asuransi liability (tanggung gugat pihak ketiga) sebesar Rp201 miliar. Dari jalur distribusi, financial institution (kerja sama bancassurance) Allianz Utama mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yaitu Rp23 miliar atau meningkat 37,5 persen ketimbang tahun sebelumnya.
Presiden Direktur Allianz Utama Indonesia Peter van Zyl mengatakan kinerja tersebut dicapai karena seluruh karyawan telah berkontribusi secara maksimal. Bahkan, lanjutnya, Allianz Utama Indonesia telah membangun ekosistem digital yang kokoh yang dapat mendukung penuh operasional dan layanan terhadap mitra bisnis dan nasabah selama pandemi.
"Dunia berubah dengan sangat dinamis dan membuat kita harus beradaptasi dengan new normal. Kami tetap berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dengan berfokus pada pertumbuhan dan kualitas," kata Peter van Zyl, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 1 Juni 2021.
Lebih lanjut, Allianz Utama telah membayarkan klaim sebesar Rp460 miliar sepanjang 2020. Kemudian, Allianz Utama mencatat rasio kecukupan modal atau Risk-Based Capital Ratio (RBC) di angka 346 persen, yang jauh di atas ketentuan minimum yang ditentukan regulator sebesar 120 persen.
Di 2020 yang penuh tantangan, Chief Financial Officer Allianz Utama Indonesia Sunadi mengaku, pihaknya tidak berhenti untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan menerapkan digitalisasi agar nasabah mendapatkan pengalaman berasuransi yang mudah dan menyenangkan.
"Selain membangun ekosistem digital, kami juga fokus untuk mengembangkan potensi karyawan untuk membangun tim terbaik, dan mendorong kinerja yang lebih baik di tahun-tahun mendatang," pungkas Sunadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News