Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan mineral nikel ini melepas saham sebanyak dua miliar kepada publik. Besaran saham itu setara dengan 20,7 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga Rp100 per saham.
Saat listing perdana, berdasarkan pantauan Medcom.id, Jumat, 9 Juli 2021, saham perusahaan melesat 35 persen atau 35 poin ke level Rp135 per saham. Saham NICL ditransaksikan sebanyak lima kali dengan volume 1.256 lot, sehingga mendapatkan dana segar sementara sebesar Rp17,08 juta.
"Langkah perusahaan masuk BEI melalui IPO adalah bagian dari strategi meningkatkan kapasitas pendanaan perusahaan dan tata kelola untuk menjadi lebih baik lagi," kata Direktur Utama PAM Mineral Ruddy Tjanaka.
Ia memandang perusahaan membutuhkan dana tambahan untuk pengembangan usaha, terlebih Indonesia akan membuat ekosistem kendaraan listrik. Tahun depan, ia memprediksi, permintaan nikel akan melebihi pasokan yang ada. Potensi yang besar tersebut ingin ditangkap untuk terus bertumbuh, apalagi saat ini baru sebagian kecil dari area yang dieksploitasi.
"Market share untuk kendaraan listrik (EV) yang akan meningkat dari 2,5 persen pada 2019 menjadi 10 persen pada 2025. Market share untuk industri EV diprediksikan meningkat menjadi 28 persen di 2030 dan 58 persen di 2040," jelasnya.
Dirinya menjelaskan dari aksi korporasi ini perseroan akan menerima dana segar sebesar Rp200 miliar. Setelah dikurangi biaya emisi, utamanya sekitar Rp72 miliar akan dipergunakan untuk pengembangan usaha perseroan dan anak perusahaan, PT Indrabakti Mustika (IBM) yakni sebesar 30 persen untuk eksplorasi penambahan cadangan bijih nikel di area blok kerja perseroan.
Adapun blok kerja tersebut antara lain blok yang diberi nama BCL, Raisa, Kartini, Tiara, dan Syahrini dengan total luas sekitar 51 hektare yang berada di dalam area pertambangan dengan IUP atas nama perseroan di Morowali.
Lalu sekitar 70 persen akan dipergunakan oleh IBM untuk program eksplorasi lanjutan pengeboran spasi detail penambangan cadangan bijih nikel di area blok kerja Kolaka Cendana, Longori, Silae, Komia, Kuma, dan Kondole dengan total luas 183 hektare di Konawe Utara. Kedua pengembangan usaha itu direncanakan dimulai pada paruh kedua 2021.
Sementara itu, sisanya akan digunakan sebagai modal kerja perseroan dan IBM, seperti biaya operasional. Bersamaan dengan penawaran umum saham ini, perseroan juga menerbitkan Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi calon investor yang membeli saham dalam penawaran umum.
Setiap pemegang 10 saham baru berhak memperoleh 13 waran, dengan setiap satu waran memberikan hak kepada pemegang untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portapel. Waran yang diterbitkan mempunyai jangka waktu selama dua tahun dan hasil pelaksanaan waran Seri I akan digunakan untuk penambahan modal kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News