Angka tersebut naik secara kuartalan sebesar 78 persen dari Rp123 triliun menjadi Rp219,65 triliun. Dari total tersebut, dana untuk sektor kesehatan telah terserap sebesar 20,5 persen dari pagu Rp172,84 triliun atau sebesar Rp35 triliun.
"Angka ini tentu menjadi kekhawatiran (investor), tolok pemulihan ekonomi berawal dari pemulihan kesehatan. Sehingga program vaksinasi yang dipercepat menjadi harapan terhadap herd immunity," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, dilansir dari Mediaindonesia.com, Kamis, 17 Juni 2021.
Melanjutkan dari data tersebut, untuk program perlindungan sosial, pemerintah telah mendistribusikan sebesar 43,2 persen dari pagu Rp148,27 triliun atau sebesar Rp64,04 triliun.
Progres tersebut seiring dengan program utama Kementerian Sosial yang dilanjutkan pada 2021 yaitu program keluarga harapan atau PKH, bantuan pangan nontunai yaitu bantuan sembako, dan bantuan sosial tunai (BST).
Selanjutnya dari program prioritas telah terealisasi sebesar 29 persen dari pagu Rp127,85 triliun atau sebesar Rp37,1 triliun. Dukungan untuk UMKM telah terealisasi 21,5 persen dari pagu Rp193,74 triliun atau sebesar Rp41,73 triliun.
Terakhir insentif usaha, pemerintah yang hingga saat ini telah terserap Rp41,37 triliun atau sebesar 72,9 persen dari yang dianggarkan Rp56,73 triliun.
Upaya untuk mendorong pelaku usaha agar mampu bertahan pascatekanan dari pandemi dinilai mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Saat ini UMKM memiliki peran yang cukup signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM yaitu sebesar 64,34 persen.
Dengan bertumbuhnya segmentasi UMKM dinilai dapat menyerap tenaga kerja dimana UMKM berperan dalam penyerapan tenaga kerja terbesar yaitu 89,2 persen, sehingga hal ini dapat menjadi faktor fundamental yang mendasar apabila pemulihan ekonomi menjadi fokus pemerintah saat ini.
"Kami menilai porsi kredit UMKM dari perbankan nasional harusnya mencapai 30 hingga 40 persen, hal tersebut seiringan dengan survei yang dilakukan oleh ILP, 90 persen UMKM mengalami tekanan keuangan selama pandemi dan sebesar 70 persen UMKM mengharapkan bantuan dalam bentuk kredit modal kerja," kata Nico.
Artinya, porsi kredit dan stimulus pemerintah menjadi sangat penting, multiplier effect-nya cukup luas. Di tengah pemulihan ekonomi yang terjadi di Indonesia, risiko masih menghantui dengan adanya kenaikan angka covid-19 yang signifikan.
Apabila kenaikan ini tidak dikendalikan dengan baik, maka berpotensi untuk mengganggu proyeksi pertumbuhan ekonomi ke depannya. Pengendalian yang masih belum maksimal, membuat kenaikan angka covid-19 terjadi. Sehingga tentu harapannya ke depannya meski mobilitas masyarakat bertambah diikuti dengan naiknya aktivitas ekonomi, ketegasan dalam menjalan protokol kesehatan tetap dijalankan oleh pemerintah.
"Sebab penularan virus korona masih ada. Bila, mau perekonomian berjalan, tentu penegakan terkait dengan protokol kesehatan harus dijalankan bukan dibiarkan," kata Nico.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id