Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot mengatakan di masa pandemi, jumlah investor ritel melonjak hingga 5,88 juta investor per 6 Agustus 2021. Peningkatan ini didominasi oleh investor milenial yang berusia di bawah 30 tahun.
"Seluruh investor khususnya investor muda diharapkan memiliki literasi yang memadai sehingga mampu memahami risiko yang akan diperoleh saat bertransaksi pada berbagai instrumen investasi," ungkap Sekar dalam siaran persnya, Kamis, 12 Agustus 2021.
Sebelum menjadi investor, OJK pun membeberkan sejumlah tips. Pertama, waspada terhadap investasi bodong atau ilegal. Kedua, pelajari dan pahami produk sektor jasa keuangan sebelum berinvestasi.
Ketiga, jangan mudah terbujuk rayuan untuk mendapatkan imbal hasil yang tidak masuk akal (fix return). Keempat, ketahui prinsip dan hukum investasi high risk-high return.
Kelima, gunakan sumber dana di luar kebutuhan pokok maupun dana cadangan. Keenam, dalam berinvestasi, hindari meminjam atau berhutang, apalagi meminjam dari pinjaman online (pinjol) ilegal.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengharapkan antusiasme dan optimisme penghimpunan dana melalui pasar modal dapat menjadikan pasar modal sebagai motor penggerak pemulihan ekonomi nasional yang merosot akibat pandemi covid-19.
"Industri pasar modal masih dalam kondisi yang stabil di 2021. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) hingga 9 Agustus 2021 tercatat menguat ke level 6.127,46 atau tumbuh 2,48 persen (ytd) dengan aliran dana non residen tercatat masuk sebesar Rp18,24 triliun (ytd)," ungkap Wimboh dalam acara HUT ke-44 Pasar Modal Indonesia secara virtual, Selasa, 10 Agustus 2021.
Berdasarkan catatan OJK, masih terdapat 83 penawaran umum dalam proses (pipeline) senilai total Rp52,56 triliun dengan 40 penawaran umum, di antaranya akan dilakukan melalui mekanisme IPO.
Adapun penghimpunan dana melalui pasar modal hingga 3 Agustus 2021 tumbuh sebesar 99,36 persen (yoy) atau sebesar Rp117,94 triliun dari 27 emiten baru yang melakukan penawaran umum. Angka ini belum termasuk realisasi penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) perusahaan startup, yaitu Bukalapak yang baru saja efektif per 6 Agustus 2021.
"Capaian ini hampir melampaui perolehan 2020 yang sebesar Rp118,7 triliun, dan kami yakin dapat kembali mencapai level sebelum pandemi yakni di akhir 2021," tegas Wimboh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News