Adapun cara yang dimaksudkan yakni berinvestasi. Investasi emang terbilang lebih pasti ketimbang berbisnis dan seseorang tidak harus pontang-panting cari klien atau pelanggan. Investasi adalah penanaman modal pada suatu badan/lembaga, barang-barang berharga, atau perusahaan, dengan tujuan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.
Anak muda bisa berinvestasi di perusahaan, reksa dana, obligasi, saham, investasi emas, atau barang bermerek, demi mendapatkan keuntungan atau penambahan nilai di kemudian hari. Enak kan? Tinggal tanam duit, tidur, lantas dapat duit. Eh, semudah itukah? Tentu saja tidak!
Ini dia permasalahannya. Anak muda jangan terjebak dalam mentality jackpot, yang beranggapan bisa mendapatkan instant return dengan hanya tidur dan bangun lalu dapat keuntungan besar. Tidak semua orang paham bagaimana cara berinvestasi yang baik. Seringkali asal-asalan saja menanam uang. Akibatnya, bukannya balik modal, malah rugi bandar.
Pada dasarnya, investasi itu mirip seperti menabung, tetapi perbedaannya tidak boleh pasif. Dalam investasi, ada beberapa hal yang juga mesti diawasi terus. Kalau tidak memahami prinsipnya, akan susah untuk balik modal. Mengutip OCBC NISP, Kamis, 12 Agustus 2021, supaya tidak kena masalah, berikut beberapa tips investasi bagi pemula.
1. Komitmen
Investasi itu sama seperti membangun hubungan, tidak bisa buru-buru langsung ke jenjang pernikahan. Ada proses step-by-step yang harus dilalui terlebih dahulu untuk bisa merasakan manisnya hubungan. Begitu pula dengan investasi. Untuk bisa merasakan hasil yang sepadan dari investasi, anak muda harus bersabar. Komitmen harus dikuatkan. Komitmen itu seperti menyisihkan uang secara rutin, komitmen waktu, hingga komitmen menghadapi risiko.
2. Pastikan punya cukup uang
Investasi memang menyenangkan tapi komitmennya juga harus tinggi. Sebelum investasi, pastikan kebutuhan sudah tercukupi semua. Anak muda juga perlu mengamankan dana darurat dulu, apalagi musim pandemi begini ekonomi semakin tak menentu. Paling tidak, punya dana darurat 3-6 kali dari penghasilan bulanan. Jangan sampai gara-gara berinvestasi, kehidupan jadi lebih menderita. Jika penghasilan tidak pasti, lebih baik menabung dengan cara klasik saja. Jika ingin berinvestasi, pastikan uangnya dari 'dana dingin' alias bukan uang untuk kebutuhan sehari-hari yang sifatnya penting.
3. Diversifikasi
Agar investasi bisa cuan maksimal dan risiko minimal, maka anak muda harus melakukan diversifikasi. Artinya, jangan habiskan dana hanya untuk satu instrumen investasi. Sebar dananya di instrumen-instrumen yang berbeda, misalnya obligasi 70 persen, deposito 10 persen, dan saham 20 persen. Hal itu diperlukan supaya meminimalisir kerugian apabila ada instrumen investasi yang sedang turun.
4. Ketahui tujuan investasi
Berinvestasi memang tujuan utamanya adalah mendapatkan keuntungan, tetapi motif spesifik setiap orang bisa berbeda-beda. Ada yang ingin berinvestasi untuk tabungan jangka panjang, tetapi ada juga yang ingin berinvestasi untuk dijadikan media utama menambah kekayaan sebanyak-banyaknya. Berbeda tujuan, berbeda risiko, pasti berbeda juga jenis investasinya. Nah, anak muda perlu pastikan soal ini, supaya tidak salah langkah saat berinvestasi.
5. Belajar, belajar, dan belajar
Cari komunitas atau mentor yang bisa membimbing berinvestasi secara baik dan benar. Karena kita tidak menanam uang secara pasif, sehingga insting bisnis dan market perlu sedikit diasah. Itu lah kenapa anak muda sebaiknya punya mentor. Investasi itu kayak berenang, kalau tidak ada gurunya, bisa tenggelam dan tidak ada yang menolong. Penting bagi semua investor, apalagi investor pemula, untuk mempelajari jenis-jenis investasi yang akan mereka jalankan. Pelajari syarat, ketentuan, biaya, aturan main, mekanisme keuntungan, dan juga risikonya. Jangan asal-asalan menanam duit hanya dari dengar-dengar gosip saja. Kalau perlu, dikonsultasikan dengan ahli keuangan terdekat.
6. Pelajari profil risiko
Setiap orang punya gaya berinvestasi dan menyisihkan uang. Itu tandanya setiap orang juga punya profil risiko yang berbeda-beda. Ada orang-orang yang lebih suka berinvestasi langsung besar, meskipun tidak bisa memastikan apakah 100 persen uangnya akan kembali, tetapi ia tahu jika uangnya kembali maka hasilnya juga akan lebih besar lagi. Ini berarti profil risikonya tinggi. Namun, ada juga yang main aman. Investasi kecil-kecilan saja, hasilnya juga tidak seberapa, tetapi konsisten ia bisa mendapatkan hasil setiap bulan, misalnya, dengan bermain reksa dana. Ini berarti profil risikonya rendah. Nah, tipe-tipe seperti ini harus dikenali dulu sebelum anak muda berinvestasi.
7. Cek and ricek legalitas perusahaan investasi
Supaya anak muda aman dan nyaman saat berinvestasi pastikan perusahaan tempat berinvestasi itu legal. Wajib sudah terdaftar di OJK. Jadi, tidak bakal tertipu sama orang yang ngaku-ngaku bisa jadi tempat investasi terpercaya, dan ternyata malah bodong. Investasi berbeda sama cinta. Anak muda tidak bisa mengandalkan perasaan. Semuanya harus diriset terlebih dahulu. Investasi itu mempercayakan uang kepada orang atau aset berharga. Kalau tidak hati-hati, pada akhirnya bukan untung, malah buntung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News