Uang edisi khusus HUT ke-75 RI - - Foto: dok Antara
Uang edisi khusus HUT ke-75 RI - - Foto: dok Antara

BI: Pakaian Adat di Uang Khusus Rp75 Ribu Asli Indonesia, Bukan Tiongkok

Husen Miftahudin • 18 Agustus 2020 17:37
Jakarta: Bank Indonesia (BI) menampik adanya pakaian adat asal Tiongkok pada gambar bagian belakang uang kertas edisi khusus Rp75 ribu. Seluruh anak yang menjadi ikon uang baru tersebut dipastikan mengenakan pakaian adat dari daerah-daerah di Tanah Air.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim mengatakan pakaian adat yang hangat diperbincangkan warganet di media sosial itu merupakan pakaian adat suku Tidung, Kalimantan Utara. Dalam uang baru, pakaian adat suku Tidung ini dikenakan oleh anak yang tepat berada di tengah-tengah sembilan anak lainnya.
 
"Yang dianggap kebanyakan masyarakat (anak dengan pakaian adat) dari Tiongkok itu adalah pakaian adat dari Kalimantan Utara, yaitu baju adat suku Tidung," tegas Marlison dalam taklimat media secara virtual, Selasa, 18 Agustus 2020.
 
Marlison mengungkapkan desain Uang Peringatan Kemerdekaan (UPK) 75 Tahun Republik Indonesia ini telah dilakukan sejak 2018. Kesembilan anak dan pakaian adat yang dikenakan mewakili keragaman budaya nusantara, dipilih untuk mewakili masing-masing wilayah Indonesia.

Untuk wilayah barat diwakili oleh tiga anak yang secara berurutan (dari kiri uang edisi khusus Rp75 ribu) mengenakan pakaian adat tradisional dari Nangroe Aceh Darussalam, Riau, dan Jawa Tengah.
 
Wilayah Indonesia tengah (ketiga kiri) diwakili pakaian adat tradisional dari Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Gorontalo. Sedangkan untuk wilayah Indonesia timur diwakili oleh pakaian adat tradisional dari Nusa Tenggara Timur (ketiga kanan), Maluku, dan Papua.

 
"Pemilihan budaya daerah dan kebhinekaan ditandai dengan generasi muda dengan mengenakan pakaian adat daerah. Pakaian adat daerah ini mewakili nusantara yang masing-masing mewakili wilayah Indonesia barat, tengah, dan timur," paparnya.
 
Bank sentral tak asal mendesain uang rupiah yang akan dicetak dan diedarkan. Selain harus sesuai standar dan ketentuan peraturan perundang-undangan, tim desain dan perencanaan uang rupiah Bank Indonesia juga harus melakukan diskusi lintas kementerian seperti Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Sosial (Kemensos), serta Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
 
Lalu berkonsultasi dengan sejarawan dan budayawan. Meminta izin kepada para keluarga ahli waris terkait pencantuman gambar pahlawan nasional dalam uang tersebut.
 
"Proses memilih pakaian adat daerah itu kita tentunya sudah ada tahapan sesuai dengan tema keragaman. Khusus untuk itu kita sudah bicarakan dengan budayawan dan sejarawan," urai dia.
 
Khusus untuk pakaian adat daerah, tim desain dan perencanaan uang rupiah Bank Indonesia berkoordinasi dan melakukan verifikasi dengan pemerintah daerah (pemda), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, hingga Unit Pelaksana teknis (UPT) Balai daerah masing-masing.
 
"Merekalah yang menyerahkan dan memberikan gambar pakaian adat daerah tersebut. Jadi bukan dari Tiongkok, ini asli dari Indonesia. Justru dengan kita tampilkan sembilan baju daerah di sini, kita mencari tahu bahwa kekayaan dan keragamannya," pungkas Marlison. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan