"Memang sebagian besar capital outflow terjadi pada bulan Maret seiring eskalasi penyebaran (virus korona) yang cepat di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa," ungkap Perry dalam telekonferensi di Jakarta, Jumat, 20 Maret 2020.
Keluarnya modal asing tersebut berasal dari berbagai instrumen portofolio. Pada obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN), investor asing telah menjual asetnya tersebut sebanyak Rp92,8 triliun (ytd).
Sementara dari portofolio saham, terjadi outflow sebesar Rp8,3 triliun (ytd). Sisanya berasal dari penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Menurut Perry beragam instrumen investasi dijual lantaran para pemilik modal asing merasa panik imbas cepatnya penyebaran virus korona. Para pemilik modal di dunia akhirnya menjual aset mereka menjadi uang tunai (cash).
"Itu yang terjadi saat ini, dihadapi di seluruh dunia. Ada pelepasan aset dan kemudian konversi ke dolar (cash)," jelas Perry.
Pada kondisi seperti ini, bank sentral membeli SBN yang dijual investor asing di pasar sekunder. Hal tersebut bertujuan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
"Saya sampaikan BI sudah membeli SBN sebanyak Rp163 triliun yang dilepas asing. Fokus kami menjaga confidence, berjalannya mekanisme pasar, rupiah, dan valas," tutup Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id