Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

BSI Diserang Ransomware, Apa Itu?

Annisa ayu artanti • 17 Mei 2023 11:05
Jakarta: Di era digital, serangan siber tidak bisa ditolak. Jika ada celah untuk mengobrak-abrik sistem IT suatu perusahaan pasti hal itu akan terjadi.
 
Baru-baru ini, serangan siber terjadi di sistem IT Bank Syariah Indonesia (BSI). Chairman Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja mengatakan BSI diserang oleh ransomware.

Apa itu ransomware? 

Melansir berbagai laman it.telkomuniversity.ac.idransomware adalah salah satu jenis virus malware yang menyerang perangkat dengan sistem enkripsi file.
 
Akibatnya, data tidak dibaca oleh komputer ataupun laptop yang sedang digunakan. Virus ini dapat dihilangkan selama ada kode enkripsi.
 
Nah untuk serangan siber yang pada BSI, Ardi mengungkapkan ternyata bukan pertama kalinya terjadi. Pada 2017, ransomware WannaCry diketahui melakukan serangan pada sebuah lembaga layanan kesehatan.
 
Artinya, serangan siber bisa terjadi setiap saat menimpa lembaga dan perusahaan apapun.
 
"Serangan siber umum terjadi, bukan hanya di Indonesia, di Negara lain pun kerap terjadi dan intensitasnya cukup tinggi," kata Ardi dalam keterangan tertulis, Rabu, 17 Mei 2023.
 
Baca juga: Negoisasi Gagal, LockBit Sebar 1,5 TB Data BSI ke Dark Web?

2 jenis virus ransomware 

Masih mengacu pada laman Telkom University, ransomware terdiri dari dua jenis yaitu locker dan encrypting.
 
Virus jenis ransomware locker tidak bekerja dengan cara mengenkripsi data milik korban, namun mengunci akses ke perangkat. Virus ini tergolong virus yang masih rendah.
 
Sementara virus jenis ransomware encrypting adalah virus yang menginfeksi data dengan cara enkripsi. Virus mulai menukar kunci dengan control server dan command. Kunci enkripsi dimanfaatkan untuk mengacaukan semua file yang ada di perangkat.
 
Setelah berhasil, virus biasanya akan berhenti dan menghapus dirinya sendiri sehingga semua data hilang. Bayangkan saja bagaimana ruginya korban saat data penting yang paling dibutuhkan, tidak bisa ditemukan.
 
Meski saat ini dunia digital dihantui ancaman virus, seperti ransomware, Ardi menilai, masyarakat tidak perlu panik yang berlebihan. Khususnya di dunia perbankan yang memiliki tim canggih untuk menanganinya.
 
Dia juga bilang, walaupun ada virus sebenarnya sudah ada protap di industri dalam mengatasi serangan yang terjadi.
 
"Justru dengan adanya serangan siber, membuat perusahaan yang jadi korban makin meningkatkan keamanan sistem IT-nya yang ujung-ujungnya berdampak positif pada keamanan dan kenyamanan konsumen maupun nasabah," ujarnya.
 
Baca juga: BSI Diserang Ransomware, Nasabah Harus Bagaimana?

Cara mencegah serangan ransomware 

Mencegah serangan virus menjadi hal sangat penting dilakukan di era digital ini. Tindakan mitigasi perlu dilakukan terutama pada perusahaan untuk menjaga keamanan data-data yang dimilikinya.
 
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan dalam memitigasi serangan virus:

1. Hindari website tanpa HTTPS 

Hypertext Transfer Protocol Secure (HTTPS) berfungsi sebagai tool pengaman saat terjadinya pertukaran data di internet. Cara diamankan adalah dengan enkripsi data.
 
Oleh karena itu, adanya HTTPS mampu menjamin keamanan anda saat berkunjung ke sebuah website melalui tiga aspek yaitu enkripsi, integritas dan autentikasi.

2. Jangan unduh file dan situs ilegal 

Saat ini banyak sekali situs ilegal muncul dan bisa diakses dengan mudah. Perlu diketahui membuka situs seperti ini sangat berbahaya. Apalagi jika sampai mengunduh dan menginstalnya di perangkat Anda.

3. Jangan klik tautan mencurigakan 

Hampir semua website di internet muncul tautan iklan. Jangan sembarangan mengkliknya. Karena malware advertising merupakan metode yang paling banyak digunakan oleh peretas akhir-akhir ini.
 
Melalui tautan mencurigakan, tanpa sadar virus malware masuk ke perangkat. Dengan mengetahui apa itu ransomware, membuat anda tidak menyepelekan tautan yang ada.

4. Selalu backup data 

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, virus ini bekerja dengan cara mengenkripsi data serta mengancam akan menghapusnya jika korban tidak membayar biaya tebusan.
 
Oleh karena itu, penting bagi semua yang memiliki data di perangkat untuk selalu melakukan backup secara berkala.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan