Ilustrasi. Foto: dok BEI.
Ilustrasi. Foto: dok BEI.

Naik Hampir 10%, BEI Raup Laba Bersih Rp968,74 Miliar di 2022

Fetry Wuryasti • 29 Juni 2023 10:11
Jakarta: PT Bursa Efek Indonesia (BEI) secara konsolidasi pada 2022 membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,51 triliun atau meningkat 9,6 persen dibandingkan 2021 sebanyak Rp2,29 triliun.
 
"Secara keseluruhan, jumlah total pendapatan BEI adalah sebesar Rp2,91 triliun atau meningkat 10,5 persen dari tahun 2021 yakni Rp2,63 triliun. Jumlah beban BEI pada tahun 2022 adalah sebesar Rp1,69 triliun atau naik 11 persen dari tahun 2022," kata Direktur Utama BEI Iman Rachman pada paparan RUPST, dikutip Kamis, 29 Juni 2023.
 
BEI mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp968,74 miliar di 2022 atau tumbuh 9,9 persen dari tahun sebelumnya. Adapun nilai total aset tercatat sebesar Rp10,87 triliun atau naik 15,1 persen dari 2021.
 
Total kewajiban (liabilitas) tercatat sebesar Rp3,94 triliun atau naik 14,1 persen dari 2021. Total ekuitas BEI pada 2022 sendiri adalah sebesar Rp6,93 triliun atau naik 15,6 persen dari 2021.
 

Bentuk cadangan wajib Rp2,8 miliar

 
Rapat juga menyetujui penyisihan cadangan wajib perseroan tahun buku 2022. UUPT Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 70 mewajibkan perseroan untuk menyisihkan paling sedikit 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor apabila perseroan memiliki saldo laba positif.
 
"Atas hal tersebut, pemegang saham menyetujui perseroan untuk membentuk cadangan wajib atas saldo laba perusahaan sebesar 20 persen dari modal disetor yang akan dimintakan persetujuannya di dalam RUPS Tahunan Perusahaan," kata Iman.
 
Nilai cadangan wajib yang akan dibentuk oleh perseroan adalah sebesar Rp2,8 miliar atau 20 persen dari modal disetor perseroan per 31 Desember 2022.
 
Perubahan permodalan perseroan yaitu berupa, pertama, penarikan kembali dan penghapusan saham yang telah dibeli kembali oleh perseroan. Pemegang saham menyetujui perseroan melakukan penarikan kembali untuk menghapus satu saham treasury stock, yang mengakibatkan penurunan modal ditempatkan dan disetor perseroan. Sehingga modal disetor perseroan turun dari Rp14,04 miliar menjadi Rp13,9 miliar.
 
Kedua, terkait penambahan modal dasar dan modal disetor perseroan. Pemegang saham menyetujui perseroan untuk melakukan penambahan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor perseroan yang dilakukan dengan kapitalisasi saldo laba ditahan melalui proses peningkatan nilai nominal saham yang nilainya telah mendapatkan persetujuan OJK.
 
Maka, modal dasar perseroan yang semula sebesar Rp27 miliar diusulkan naik menjadi Rp1,5 triliun. Sementara itu modal disetor perseroan diusulkan naik dari Rp13,9 miliar menjadi Rp772,5 miliar.
 
"Kedua tahapan itu dilaksanakan sebagai tindak lanjut dan sesuai dengan ketentuan POJK 3 Tahun 2021," kata Iman.
 
Baca juga: Data Perdagangan Bursa Sepekan Bervariatif

 

Kinerja pasar modal

 
Pasar modal Indonesia pada 2022 ditutup dengan kinerja positif dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai posisi 6.850,52 atau naik 4,09 persen dibandingkan akhir 2021. Adapun total nilai kapitalisasi pasar saham pada akhir 2022 tercatat sebesar Rp9.499 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 15,1 persen (yoy).
 
Dari segi likuiditas perdagangan efek saham, Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) saham pada 2022 juga mengalami kenaikan sebesar 10 persen (yoy) mencapai Rp14,7 triliun. Pada 2022, rata-rata frekuensi perdagangan harian saham juga mengalami kenaikan sebesar 0,9 persen menjadi 1,3 juta transaksi per hari.
 
Posisi IHSG sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI yaitu pada level 7.318 pada 13 September 2022. Selain itu di 2022, rata rata volume perdagangan harian saham juga naik sebesar 16 persen menjadi 23,9 miliar saham per hari.
 
Aktivitas jumlah pencatatan efek baru masih tumbuh positif, BEI mencatatkan 59 perusahaan tercatat saham baru dengan perolehan dana/fund raised mencapai Rp33,1 triliun. Hal ini menghantarkan total 825 perusahaan tercatat di BEI sampai dengan akhir 2022.
 
Selain saham, BEI juga mencatatkan satu penerbitan ETF baru, 13 emisi waran terstruktur, sembilan emisi obligasi dan sukuk dari penerbit baru dan 122 emisi obligasi dan sukuk dari penerbit yang sebelumnya pernah menerbitkan obligasi/sukuk.
 
Kemudian dari segi pengembangan investor, pada 2022, total jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 10,3 juta, tumbuh 37,7 persen atau meningkat 2,8 juta. Sementara pada periode yang sama, jumlah investor saham mencapai 4,4 juta investor atau naik 28,6 persen dibandingkan posisi pada akhir 2021.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan