Ilustrasi kantor pusat Bank Indonesia - - Foto: MI/ Rommy Pujianto
Ilustrasi kantor pusat Bank Indonesia - - Foto: MI/ Rommy Pujianto

BI Diminta Tahan Bunga Acuan, Ini Alasannya

Husen Miftahudin • 17 Maret 2022 11:49
Jakarta: Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menilai Bank Indonesia (BI) perlu menahan kembali suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate di level 3,50 persen.
 
Kebijakan moneter tersebut perlu dilakukan lantaran kondisi ekonomi domestik masih dalam tahap pemulihan dan inflasi masih terkendali.
 
"Pengetatan moneter yang terlalu dini justru ditakutkan akan menghambat pemulihan ekonomi domestik yang sedang berlangsung," ujar Riefky dalam rilis Analisis Makroekonomi yang dikutip Kamis, 17 Maret 2022.

Menurutnya, ekonomi global belakangan sedang berada dalam kondisi tidak ideal seiring karena gangguan rantai pasok yang berkelanjutan hingga krisis energi dunia. Hal ini menciptakan tantangan serius terhadap agenda pemulihan ekonomi. Belum lagi invasi Rusia ke Ukraina semakin menambah ketidakpastian global ke tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya.
 
"Pecahnya perang Rusia-Ukraina memperkeruh masalah ekonomi global, terutama inflasi, yang memicu naiknya harga komoditas energi dan pangan," paparnya.
 
Sementara itu, perekonomian global masih dihadapkan pada masalah kesehatan dan implikasi perang Rusia-Ukraina. Di sisi domestik, beruntungnya, dampak dari perkembangan terkini di level global relatif terkendali hingga saat ini.
 
Namun, Riefky mengingatkan adanya risiko akan inflasi di masa mendatang imbas periode Ramadan, relaksasi dari pembatasan sosial, hingga naiknya harga energi dan pangan.
 
"Berbagai risiko tersebut akan memberikan tantangan besar terhadap regulator, utamanya Bank Indonesia," pungkas Riefky.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan