Jakarta: PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel diprediksi akan terus melakukan serangkaian akuisisi sebanyak 6.000 menara telekomunikasi selama 2022-2023. Hingga 21 Agustus 2021, emiten pengelola menara telekomunikasi ini telah memiliki sebanyak 28.030 menara.
Analis pasar modal PT Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat mengatakan, serangkaian akuisisi ribuan menara tersebut akan membawa rasio penyewa menjadi 1,57 kali pada 2021, dan akan naik menjadi 1,72 kali pada 2023.
"Mitratel beroperasi dalam industri menara yang terkonsolidasi dengan prospek pertumbuhan seluler yang kuat. Mitratel memberikan dasar yang kuat untuk percepatan pertumbuhan pendapatan multi pada 2021-2023 dengan strategi akses ke bisnis infrastruktur digital yang berkembang pesat di Indonesia," ujar Kresna dikutip dari siaran persnya, Selasa, 21 Desember 2021.
Adapun harga saham emiten berkode MTEL pada penutupan perdagangan kemarin berada di posisi Rp770 per lembar atau terkoreksi dibandingkan level penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp785 per lembar saham. Harga tersebut juga masih mengalami penurunan dari harga saat IPO di level Rp800 per lembar saham.
"Kendati bergerak di bawah harga IPO, saham MTEL atau Mitratel masih direkomendasikan 'beli' dengan target harga Rp970 per saham. Target tersebut 26 persen di atas harga penutupan kemarin di level Rp770 per saham," ungkapnya.
Sementara itu, tim analis Morgan Stanley mengungkapkan MTEL berpeluang berkembang lebih cepat dari industri pertumbuhan organik yang dihasilkan dari luar Jawa. Morgan Stanley memproyeksikan harga saham Mitratel berpeluang bergerak ke level Rp1.000 per saham.
"Kami optimistis Mitratel dapat berkembang secara signifikan lebih cepat dari industri melalui pertumbuhan organik yang dihasilkan dari luar Jawa, dimana operator seluler yang lebih kecil sekarang berkembang. Apalagi Mitratel memiliki pangsa pasar menara yang tertinggi sebesar 41 persen," tulis tim riset Morgan Stanley.
Analis HSBC Global Research Piyush Choudhary pun menuturkan bahwa target saham MTEL berada di level Rp1.120 per lembar saham. Menurut dia, akuisisi dan arus kas MTEL yang kuat akan mendorong pertumbuhan organik.
"Dengan arus kas yang kuat serta pengalaman dalam melakukan akuisisi, membuat Mitratel berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan anorganik," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id