Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani
Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi November 2021 Melambat

Husen Miftahudin • 19 Desember 2021 11:56
Jakarta: Bank Indonesia (BI) dalam Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan November 2021 mencatat kebutuhan pembiayaan korporasi tercatat masih cukup tinggi, meski melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
 
Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan pembiayaan korporasi November 2021 sebesar 14,8 persen, melambat dari SBT Oktober 2021 sebesar 16,7 persen.
 
Hasil survei mengungkapkan perlambatan kebutuhan pembiayaan disampaikan oleh responden, terutama pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Reparasi mobil dan Motor; serta Konstruksi. Hal itu karena dipengaruhi oleh menurunnya kegiatan operasional sejalan dengan lemahnya permintaan domestik dan ekspor.

"Di sisi lain, sejumlah sektor terindikasi mengalami peningkatan kebutuhan pembiayaan, antara lain sektor Industri Pengolahan, Pertambangan, serta Transportasi dan Pergudangan terutama untuk mendukung aktivitas operasional (84,9 persen), membayar kewajiban yang jatuh tempo (37,8 persen), dan mendukung pemulihan domestik (33,6 persen) yang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya," ungkap hasil survei yang dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Minggu, 19 Desember 2021.
 
Kebutuhan pembiayaan mayoritas masih dipenuhi dari dana sendiri (55,5 persen), meskipun sedikit melambat dibandingkan Oktober 2021 (55,8 persen). Selanjutnya, penambahan pinjaman perbankan dalam negeri (10,1 persen), pinjam atau utang dari perusahaan induk (7,6 persen), serta pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik yang terindikasi meningkat pada November 2021 dibandingkan bulan sebelumnya.
 
"Pemilihan sumber pembiayaan terutama dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana (75,6 persen), biaya suku bunga yang lebih murah (16.8 persen), serta optimalisasi fasilitas existing (14,3 persen)," papar Bank Indonesia.
 
Untuk kebutuhan pembiayaan tiga bulan yang akan datang (Februari 2022) diprakirakan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini terindikasi dari SBT sebesar 23,8 persen atau meningkat dari SBT 20,9 persen pada bulan sebelumnya.
 
Peningkatan tersebut terjadi pada sejumlah sektor Pertanian, Industri Pengolahan, serta Informasi dan Komunikasi sebagai dukungan terhadap aktivitas operasional (83,2 persen); mendukung pemulihan permintaan domestik (24,5 persen); serta untuk membayar kewajiban jatuh tempo (21,3 persen).
 
Adapun pemenuhan kebutuhan dana tiga bulan mendatang masih dipenuhi dari dana sendiri (71,6 persen), diikuti pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik (14,8 persen), dan menambah pinjaman ke perbankan dalam negeri (14,2 persen) yang terindikasi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
 
"Sementara itu, pinjaman atau utang dari perusahaan induk tercatat mengalami penurunan dari 14,3 persen pada Oktober 2021 menjadi sebesar 11,0 persen pada November 2021," tutup survei tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan