Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melaporkan, berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) pada pekan kedua Juli 2021, perkembangan harga masih relatif terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,02 persen (mtm).
"Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juli 2021 secara tahun kalender sebesar 0,76 persen(ytd) dan secara tahunan sebesar 1,46 persen (yoy)," ungkap Erwin dalam rilis perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah, Sabtu, 10 Juli 2021.
Adapun penyumbang utama inflasi Juli 2021 yaitu komoditas cabai rawit sebesar 0,03 persen (mtm); tomat, bawang merah, bayam, kangkung dan kacang panjang masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain daging ayam ras sebesar sebesar 0,07 persen (mtm); telur ayam ras sebesar 0,02 persen (mtm); emas perhiasan sebesar 0,02 persen(mtm); jeruk dan cabai merah masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Terkait hal tersebut, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
"Termasuk langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tegas Erwin.
Pada Juni 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan harga komoditas mengalami deflasi sebesar 0,16 persen. Dengan perkembangan ini, maka inflasi secara tahun kalender tercatat sebesar 0,74 persen (ytd) dan inflasi secara tahunan 1,68 persen (yoy).
Penyumbang deflasi terbesar pada Juni 2021 ialah deflasi yang terjadi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau. Tercatat kelompok pengeluaran itu mengalami deflasi sebesar 0,71 persen dan memberikan andil pada deflasi sebesar 0,18 persen. Deflasi terjadi lantaran terjadi penurunan harga beberapa komoditas seperti cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, dan bawang merah.
Berdasarkan komponennya, terdapat dua komponen yang memberikan andil kepada tingkat deflasi Juni 2021, yakni komponen harga yang diatur pemerintah (administered price) dan komponen harga bergejolak (volatile price), masing-masing mencatatkan deflasi 0,21 persen dan 1,23 persen dengan andil 0,04 persen dan 0,21 persen.
Komponen yang menggambarkan daya beli masyarakat, yakni inflasi inti, tercatat masih tumbuh positif. Inflasi inti mengalami inflasi sebesar 0,14 persen dan memberikan andil kepada deflasi sebesar 0,09 persen.
Sebab deflasi Juni 2021 lebih utama karena adanya komponen bergejolak, deflasi 1,23 persen dan andilnya 0,21 persen. Lalu komponen harga diatur pemerintah deflasi 0,21 persen yang andilnya 0,04 persen, dan komponen inti masih terjadi inflasi 0,14 persen dan andilnya 0,09 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id