Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Rupiah Masih Loyo

Ade Hapsari Lestarini • 23 November 2021 17:09
Jakarta: Kurs rupiah hingga penutupan perdagangan sore ini masih terpantau melemah. Namun demikian, jika dibandingkan pembukaan pagi, mata uang Garuda tersebut sedikit menguat.
 
Mengutip Bloomberg, Selasa, 23 November 2021, rupiah melemah ke level Rp14.257 per USD dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di posisi Rp14.249 per USD.
 
Pembukaan perdagangan pagi ini rupiah sempat dibuka melemah ke posisi Rp14.258 per USD. Nilai tukar rupiah sudah bergerak melemah hingga 8,5 poin atau setara 0,06 persen.

Adapun rentang gerak rupiah berada di kisaran Rp14.252-Rp14.278 per USD. Sementara year to date (ytd) return terpantau sebesar 1,48 persen.
 
Sementara itu melansir data Yahoo Finance, rupiah diperdagangkan ke posisi Rp14.67 per USD. Gerak rupiah terpantau melemah 17 poin atau setara 0,12 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di level Rp14.250 per USD.
 
Sedangkan berdasarkan data kurs referensi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan ke posisi Rp14.272 per USD.
 
Tim Riset Monex Investindo dalam kajiannya mengatakan pelemahan kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank Selasa sore seiring pencalonan kembali Jerome Powell sebagai Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat The Fed.
 
"Dolar AS bergerak menguat seiring pasar yang merespon pernyataan dari Presiden AS Joe Biden yang kembali menominasikan Gubernur The Federal Reserve saat ini Jerome Powell untuk masa empat tahun selanjutnya," tulis riset tersebut, dilansir Antara.
 
Pelaku pasar melakukan aksi beli dolar setelah kabar pencalonan Powell tersebut. Pasar mengharapkan kebijakan yang stabil di tengah pemulihan ekonomi AS pasca wabah covid-19. Sementara itu Lael Brainard, yang merupakan pejabat top lainnya dari Federal Reserve akan menjadi wakil ketua.
 
Dengan penunjukkan Powell untuk periode keduanya sebagai pemimpin Federal Reserve, menunjukkan outlook yang kurang dovish untuk kebijakan moneter daripada di bawah kepemimpinan Brainard.
 
Penunjukkan tersebut juga memicu spekulasi ruang yang lebih luas untuk adanya kenaikan suku bunga di bawah Powell dengan Powell masih sebagai pemimpin The Fed, dan itu telah berdampak positif untuk dolar AS.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan