Garuda Indonesia. Foto : AFP.
Garuda Indonesia. Foto : AFP.

Korupsi dan Covid-19 Perburuk Kinerja Garuda Indonesia

Nia Deviyana • 09 November 2021 17:59
Jakarta: Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk juga pernah mencatatkan kinerja positif di 2019. Seperti diketahui, maskapai penerbangan pelat merah tersebut memiliki rapor merah sejak 2017.
 
"Di 2019, Garuda waktu itu domestiknya sudah mencapai keuntungan cukup besar. Namun, memang internasionalnya merugi. Sehingga di 2019 itu masih ada keuntungan sedikit karena kinerjanya sudah untung di atas USD140 juta," ujar pria yang akrab disapa Tiko ini dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Selasa, 9 November 2021.
 
Pada 2020 hingga 2021, lanjut Tiko, harus diakui pandemi covid-19 menjadi pukulan keras bagi semua lini bisnis, termasuk penerbangan, Garuda harus berjuang dengan struktur biaya yang tinggi namun pendapatan dasar turun signifikan.

"Dan memang setiap kali ada pengetatan atau penerapan PCR akan terdampak langsung, di mana jumlah penumpang yang naik menjadi menurun signifikan. Ini yang membuat jadi sulit memprediksi cash flow Garuda, karena cash flow Garuda sangat tergantung dari pemulihan dari kondisi covid ini," paparnya.
 
Adapun terkait kondisi Garuda yang keuangannya terlilit utang USD9,8 miliar, menurut Tiko karena emiten bursa berkode GIAA tersebut memiliki cost structure dan utang yang tinggi, serta revenue based yang tergerus signifikan karena pandemi.
 
"Jadi saya sering ditanya Garuda ini kinerjanya turun karena apa? Apakah karena korupsi atau covid? Ya dua-duanya. Dua-duanya membuat situasi Garuda saat ini tidak baik," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan