Dalam prospektus e-IPO yang disampaikan ke BEI, harga saham perdana tersebut ditetapkan sekitar Rp2.780 hingga Rp3.160 per saham. Sehingga total dana hasil IPO yang akan dihimpun perseroan akan mencapai sebanyak-banyaknya Rp3,76 triliun.
Setelah dikurangi dengan biaya emisi, sekitar 33 persen dana tersebut akan digunakan untuk belanja modal terkait dengan penambahan kapasitas untuk fasilitas produksi dalam bentuk properti, pabrik, dan peralatan.
Kemudian sekitar 25 persen lainnya akan digunakan untuk penyetoran modal kepada entitas anak yaitu PT Macroprima Panganutama (MP), perusahaan pengolahan dan pengalengan makanan. Dana tersebut utamanya akan digunakan oleh MP untuk penambahan kapasitas untuk fasilitas produksi serta untuk modal kerja.
Lalu sekitar 20 persen akan digunakan untuk penyetoran modal kepada entitas anak PT Macrosentra Niagaboga (MN), perusahaan yang bergerak di bidang agen dan distributor. Dana tersebut utamanya akan digunakan oleh MN untuk belanja modal yang berkaitan dengan rencana ekspansi pusat distribusi, serta untuk modal kerja.
Selanjutnya sekitar 15 persen akan digunakan untuk belanja modal yang berkaitan dengan ekspansi saluran distribusi dalam bentuk penambahan di toko dan retail dan sarana pendukung terkait peningkatan jumlah Miss Cimory yang meliputi pelatihan dan pengembangan. Terakhir, sekitar tujuh persen lainnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan untuk pembiayaan kebutuhan operasional sehari hari.
Dalam penawaran umum perdana saham ini, perseroan telah menunjuk PT CLSA Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas untuk bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Adapun masa penawaran awal dilakukan pada 10 -17 November 2021, perkiraaan izin efektif 26 November 2021, perkiraan masa penawaran umum perdana saham pada 30 November-2 Desember 2021. Lalu perkiraan tanggal penjatahan pada 2 Desember 2021, perkiraan distribusi saham secara elektronik 3 Desember 2021, serta perkiraan tanggal pencatatan di BEI pada 6 Desember 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News