Arus modal masuk. Foto : MI.
Arus modal masuk. Foto : MI.

LPEM Ingatkan Arus Modal Masuk hanya Bersifat Sementara

Husen Miftahudin • 24 Mei 2021 18:34
Jakarta: Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mengakui arus modal masuk mengalir deras di awal Mei 2021. Hal ini sebagian besar didorong oleh sentimen positif terhadap prospek ekonomi domestik. Namun kondisi ini cenderung bersifat sementara.
 
"Arus modal masuk terjadi cukup deras pascarilis data PDB Indonesia kuartal I-2021 di awal Mei. Selama satu bulan terakhir, akumulasi arus modal masuk meningkat ke level USD6,43 miliar di minggu pertama Mei 2021, naik sekitar USD1,06 miliar dari USD5,37 miliar di pertengahan April," ungkap Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky dalam rilis Analisis Makroekonomi Edisi Mei 2021, Senin, 24 Mei 2021.
 
Disamping rilis data ekonomi yang cukup positif, peningkatan aktivitas ekonomi domestik selama bulan Ramadan juga meningkatkan kepercayaan investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia terkini dan prospeknya ke depan.

Masifnya arus modal masuk didorong oleh pembelian surat utang pemerintah Indonesia. Peningkatan kepemilikan asing ini tercermin dari imbal hasil surat utang pemerintah. Imbal hasil tenor 10-tahun turun ke 6,6 persen di pertengahan Mei 2021 dari sekitar 6,8 persen di bulan sebelumnya.
 
"Begitupun dengan tenor 1-tahun yang turun dari 4,0 persen di bulan kedua April 2021 ke 3,8 persen pada pertengahan bulan ini," papar dia.
 
Meningkatnya arus modal masuk di bulan lalu tercermin dari nilai tukar rupiah yang terapresiasi dari sekitar Rp14.500 di minggu terakhir April ke sekitar Rp14.300 di minggu kedua Mei 2021. Hal ini menempatkan rupiah sebagai salah satu mata uang dengan performa terbaik di kawasan ASEAN selama 2021.
 
"Arus modal masuk selama April 2021 juga mendorong naiknya cadangan devisa ke level USD138,8 miliar, lonjakannya hampir sebesar USD1,8 miliar dari Maret 2021," urainya.
 
Akumulasi cadangan devisa yang dimiliki Indonesia saat ini dinilai cukup untuk menahan kemungkinan tekanan eksternal yang akan terjadi ke depannya, cadangan saat ini setara dengan sepuluh bulan impor atau 9,6 bulan impor dan pembayaran utang pemerintah.
 
"Terlepas dari derasnya arus modal masuk di awal Mei 2021, kondisi ini cenderung bersifat sementara. Dalam beberapa hari terakhir terjadi arus modal keluar, mendorong turunnya akumulasi arus modal portofolio yang masuk dari USD6,49 miliar ke USD5,48 miliar hanya dalam waktu sepuluh hari," ungkap Riefky.
 
Menurut dia, hal ini dipengaruhi oleh berbagai isu, dari kemungkinan diberlakukannya kembali lockdown di beberapa negara hingga kemungkinan tapering-off oleh The Fed seiring mulai pulihnya ekonomi domestik AS. "Kondisi itu ditambah lagi dengan risiko peningkatan inflasi memicu arus modal keluar dari Indonesia," tutup Riefky.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan