Ilustrasi. Foto: dok MI.
Ilustrasi. Foto: dok MI.

Rupiah Lompat di Tengah Melunaknya Suku Bunga The Fed

Husen Miftahudin • 24 November 2022 16:12
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami penguatan pada penutupan hari ini. Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Kamis, 24 November 2022, berada di level Rp15.665 per USD, naik 21 poin atau setara 0,14 persen dari posisi Rp15.686 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah ini utamanya disebabkan pelemahan dolar AS secara luas lantaran investor yang memprediksi laju kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih lambat, sehingga bertaruh pada aset berisiko.
 
"Pembacaan yang ditunggu-tunggu dari pertemuan Fed pada 1-2 November menunjukkan para pejabat sebagian besar puas bahwa mereka sekarang dapat bergerak dalam langkah-langkah yang lebih kecil," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya, Kamis, 24 November 2022.

Bulan ini, The Fed telah menaikkan suku bunga utamanya sebesar tiga perempat poin persentase untuk keempat kalinya berturut-turut dalam upaya untuk menjinakkan inflasi yang sangat tinggi.
 
Tetapi data harga konsumen AS yang sedikit lebih dingin dari perkiraan telah memicu harapan akan laju kenaikan yang lebih moderat. Harapan itu telah membuat indeks dolar merosot 5,1 persen pada November, menempatkannya di jalur kinerja bulanan terburuk dalam 12 tahun.
 
Risalah tersebut juga menunjukkan perdebatan yang muncul di dalam Fed mengenai risiko pengetatan kebijakan yang cepat dapat menimbulkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan.
 
"Pada saat yang sama, para pembuat kebijakan mengakui hanya ada sedikit kemajuan yang dapat dibuktikan pada inflasi dan suku bunga masih perlu dinaikkan," jelas dia.
 
Baca juga: Semakin Perkasa, Rupiah Menjauh dari Level Rp15.700/USD

 
Dari dalam negeri Ibrahim sepakat perlunya sinergitas antara kebijakan moneter dan fiskal dalam menghadapi gejolak ekonomi global. Instrumen kebijakan fiskal dan moneter juga patut difokuskan untuk menjaga inflasi pada titik keseimbangan.
 
Dari sisi moneter, kenaikan suku bunga acuan memang dinilai bisa mengendalikan inflasi, namun berdampak kepada perekonomian yang melambat. Sedangkan dari sisi fiskal, instrumen stok barang harus dilakukan untuk mengendalikan harga komoditas dalam negeri.
 
Untuk besok, Ibrahim memprediksi rupiah akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar masih akan mengalami penguatan. "Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp15.640 per USD hingga Rp15.690 per USD," tutup dia.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan