Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Paylater Bisa Jadi Cara Mempertahankan Daya Beli di Tengah Resesi

Annisa ayu artanti • 02 November 2022 14:33
Jakarta: Metode pembayaran paylater diyakini dapat meringankan masyarakat dan memacu roda perekonomian untuk tetap berputar di masa resesi.
 
General Manager Kredivo Lily Suriani menuturkan, ekonomi global disebut mendekati kondisi gelap dan diprediksi akan berlanjut sampai satu hingga dua tahun ke depan.
 
International Monetary Fund (IMF) bahkan memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023, dari yang semula diprediksi dapat bertumbuh sebesar 3,8 persen, kini hanya menjadi 2,7 persen.
 
Kondisi tersebut ditengarai oleh lonjakan inflasi, suku bunga yang tinggi, perlambatan laju pertumbuhan ekonomi, hingga terhambatnya rantai pasok global akibat konflik geopolitik.
 
Dampak yang dirasakan masyarakat atas resesi akan beragam mulai dari berkurangnya penghasilan, kemungkinan pemutusan hubungan kerja, hingga kenaikan harga kebutuhan pokok secara berkepanjangan.
 
Baca juga: Generasi Muda Ternyata Lebih Senang Pakai Paylater Ketimbang Kartu Kredit, Ini Alasannya

Namun pihaknya optimistis masyarakat Indonesia mampu bertahan untuk menghadapi kondisi ekonomi pada saat ini. Salah satu faktor yang berkontribusi bagi fundamental ekonomi Indonesia adalah tingkat daya beli masyarakat.

"Kami optimistis stimulus yang diberikan untuk menjaga daya beli masyarakat akan dapat membantu Indonesia untuk melalui gejolak ekonomi," ucapnya dalam keterangan tertulis, Rabu, 2 November 2022.
 
Ia menjelaskan, berdasarkan data internalnya, adanya peningkatan pada jumlah pengguna paylater di wilayah tier 2 dan tier 3 di Indonesia yang mengalami kenaikan sebesar 52 persen pada semester I-2022 dibandingkan pada periode yang sama di tahun lalu. Hal itu menjadi indikator positif daya beli masyarakat dapat terus terjaga.
 
"Ini membuktikan paylater memegang peranan sebagai platform pembiayaan yang dapat menjadi instrumen penjaga daya beli bagi berbagai lapisan masyarakat di seluruh Indonesia," katanya.  
 
Mengutip data DS Research: Fintech Report 2020 menyatakan paylater merupakan urutan kedua sebagai produk fintech yang banyak digunakan di Indonesia saat ini.
 
Dari 661 orang yang disurvei sebanyak 45,2 persen menggunakan paylater. Kemudian disusul investasi sebesar 28,4 persen, asuansi digital 13 persen, dan pinjaman gaji 12 persen.
 
Saat ini ada beberapa paylater di Indonesia yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), seperti SPayLater, Indodana PayLater, Dana PayLater, dan Atome PayLater. 
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan