Logo Bank Indonesia di Komplek Kantor Bank Indonesia, Jakarta. FOTO: MI/ROMMY PUJIANTO.
Logo Bank Indonesia di Komplek Kantor Bank Indonesia, Jakarta. FOTO: MI/ROMMY PUJIANTO.

Begini Strategi Pengembangan Ekonomi Syariah di Tengah Tantangan Global

Eko Nordiansyah • 28 Juli 2022 19:06
Jakarta: Bank Indonesia (BI) menilai ada tiga strategi guna mendorong akselerasi pengembangan ekonomi syariah (eksyar) di tengah tantangan ketidakpastian global. Pertama, menyelaraskan pengembangan eksyar untuk akselerasi pemulihan ekonomi nasional serta menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan.
 
"Kedua, penguatan kelembagaan untuk pengembangan eksyar melalui penguatan Rantai Nilai Halal (RNH) yang dilakukan dengan end-to-end, sehingga menghasilkan high quality local product," kata Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman dalam keterangan tertulis, Kamis, 28 Juli 2022.
 
Ketiga, ia menyebut, pemanfaatan teknologi digital juga bisa meningkatkan inklusivitas. Penggunaan teknologi digital pada masa pandemi telah membuka peluang bisnis baru yang lebih luas dan lebih cepat mencakup antardaerah, lintas provinsi, hingga antarnegara.

"Kunci dari ekonomi nasional adalah menjaga stabilitas untuk pertumbuhan yang berkesinambungan dan inklusif. Hal ini dilakukan melalui strategi sinergi antarotoritas, pelaku usaha, masyarakat, dengan melibatkan ekonomi syariah," ungkapnya.
 
Fesyar KTI merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Road to Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang ke-9. Rangkaian kegiatan terdiri dari Sharia Economic Forum dan Sharia Fair untuk mendukung peningkatan kapasitas dan kapabilitas UMKM syariah melalui showcasing, business matching, dan coaching.
 
Baca juga: BI: Kebijakan Ekonomi Syariah Harus Selaras dengan Ekonomi Nasional

 
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menyampaikan, apresiasi kepada BI dan seluruh stakeholders lainnya atas sinergi dan upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Sulawesi Selatan, termasuk melalui penyelenggaraan FESyar ini.
 
"Salah satu potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Sulawesi Selatan terletak pada sektor pariwisata. Pemprov Sulawesi Selatan mendorong wisata halal demi mewujudkan visi ekonomi syariah," ujar dia.
 
Potensi pengembangan ekonomi syariah juga bisa dilihat pada industri perhotelan dan restoran, termasuk melalui sertifikasi halal untuk memberikan jaminan produk dan kepuasan pelanggan. Selain itu, Pemprov juga terus mendorong investasi produk unggulan antara lain beras, kakao, dan kopi seperti Kopi Toraja dan Kopi Kalosi.
 
Fesyar KTI berlangsung pada 28-31 Juli 2022 secara hybrid mengangkat tema 'Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah KTI untuk Memperkuat Pemulihan Ekonomi KTI yang Inklusif'. Kegiatan ini diharapkan dapat mengoptimalkan keunggulan produk daerah sehingga dapat mendorong pengembangan industri halal Indonesia dan mendukung ketahanan pangan guna pengendalian inflasi.
 
FESyar Regional KTI 2022 merupakan wujud implementasi sinergi dan koordinasi Bank Indonesia dengan berbagai pihak seperti pemerintah daerah dan kementerian/lembaga seperti Kementerian Agama, Otoritas Jasa Keuangan, dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan