"Setiap tahunnya, enam sampai tujuh BPR (Bank Perkreditan Rakyat) tutup (likuidasi), tapi tahun ini nol. Artinya keadaannya membaik, itu BPR. Apalagi BPD (Bank Perkreditan Daerah), apalagi bank umum, keadaannya benar-benar membaik," katanya usai Konferensi Pers terkait Seminar Internasional LPS di Nusa Dua, Bali, Rabu, 9 November 2022.
Adapun sebelumnya BPR memperkirakan setidaknya terdapat delapan BPR yang akan ditutup tahun ini, tapi ternyata perbankan semakin sehat seiring dengan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi covid-19.
"Kebijakannya sudah pas yang dibuat oleh KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan), kebijakan cukup di sistem, dan ekonominya tetap didorong untuk tumbuh di atas 5,7 persen," katanya.
Baca juga: Bos LPS: Jangan Abaikan Keadaan Darurat Iklim |
Adapun terkait Loan At Risk (LAR) perbankan di suatu daerah yang cukup tinggi, misalnya di Bali yang mencapai 71 persen dari total kredit senilai Rp8 triliun, ia berharap kondisi perbankan akan semakin membaik seiring dengan perekonomian yang kembali bergerak.
"Bali kan daerah yang terpukul amat dalam karena ekonominya terutama dari pariwisata, tapi kan pariwisata mulai dibuka dua bulan terakhir," katanya.
Dengan pemulihan sektor pariwisata di Bali terutama karena berbagai agenda internasional seperti Presidensi G20 Indonesia, perekonomian di Bali digarap bertumbuh sehingga LAR perbankan di Bali juga menurun secara bertahap.
"Kalau sekarang, LPS belum ada tutup bank Bali. Ada bank yang sakit, tapi perbankan yang lampau, sementara bank yang baru, belum ada," katanya.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News