Dikutip dari Antara, Kamis, 2 Juni 2022, pada pukul 07.46 GMT, mata uang rubel Rusia melemah 0,8 persen menjadi 61,76 per USD dan telah melemah 1,0 persen menjadi 65 terhadap euro.
Rubel Rusia telah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia sejauh tahun ini didorong secara artifisial oleh kontrol modal yang diberlakukan Rusia setelah memulai apa yang disebutnya 'operasi militer khusus' di Ukraina pada 24 Februari.
Persyaratan pembayaran gas baru untuk konsumen Uni Eropa yang memerlukan konversi mata uang asing menjadi rubel dan penurunan impor juga telah mendukung mata uang Rusia, membantunya menghindari rintangan ekonomi di dalam negeri dan risiko gagal bayar yang menjulang pada utang negara.
Kegagalan Rusia untuk membayar bunga yang harus dibayar dalam dolar sebesar USD1,9 juta akan memicu pembayaran yang berpotensi bernilai miliaran dolar, sebuah panel investor ditentukan pada Rabu, 1 Juni 2022, karena negara itu tertatih-tatih pada default (gagal bayar) utang luar negeri besar pertama dalam lebih dari satu abad.
Di pasar obligasi domestik, imbal hasil obligasi pemerintah OFZ 10-tahun turun menjadi 9,2 persen, terendah sejak awal 2022, setelah data menunjukkan inflasi tahunan kembali melambat setelah melonjak ke level tertinggi sejak 2002. Imbal hasil obligasi bergerak berbanding terbalik dengan harganya.
Promsvyazbank dalam sebuah catatannya mengatakan data inflasi meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga lagi oleh bank sentral pada Juni-Juli.
Bank sentral Rusia memangkas suku bunga utamanya menjadi 11 persen pekan lalu dan mengatakan melihat ruang untuk pemotongan lebih banyak tahun ini, karena inflasi melambat dari level tertinggi lebih dari 20 tahun dan ekonomi menuju kontraksi.
Indeks saham Rusia turun. Indeks RTS berdenominasi dolar turun 1,7 persen menjadi 1.200,9 poin, sedangkan indeks MOEX Rusia berbasis rubel turun 0,9 persen menjadi 2.353,3 poin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News