"Optimis pertumbuhan kita tahun ini insyaallah bisa sedikit di atas lima persen, yaitu kisaran 4,7 persen sampai 5,5 persen. Tahun depan insyaallah bisa naik 4,8 persen sampai 5,6 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis, 1 Februari 2024.
Dalam Seminar Starting Year Forum 2024: Stabilitas Moneter di Tengah Dinamika Ekonomi 2024, Perry mengatakan hal yang harus didorong untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tahun ini adalah pertumbuhan kredit agar bisnis naik, investasi, dan konsumsi.
"Optimis insyaallah sedikit di atas lima persen tahun ini, dan di atas lima persen tahun depan," sebut dia.
Optimisme tersebut didasarkan pada kinerja perekonomian Indonesia yang terus menunjukkan perbaikan. Pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan di kisaran lima persen. Kinerja ekonomi saat ini menurut Perry merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
Inflasi terus terkendali dalam kisaran sasaran, yang mana pada 2023 inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat sebesar 2,61 secara year on year (yoy), tetap terjaga dalam kisaran target tiga plus minus satu persen. Inflasi tersebut juga merupakan salah satu yang terendah di dunia.
"Inflasi insyaallah terkendali ke sasaran kita 2,5 plus minus satu persen tahun ini dan tahun depan," tutur Perry.
Indonesia juga mengalami surplus perdagangan sehingga mampu menjaga ketahanan eksternal. Surplus neraca perdagangan berlanjut pada Desember 2023 yang tercatat USD3,3 miliar dipengaruhi oleh kinerja ekspor komoditas utama Indonesia yang tetap kuat, seperti batu bara serta besi dan baja.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2023 naik menjadi USD146,4 miliar, setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Baca juga: BI 'Pasang Kuda-kuda' Perkuat Ketahanan Ekonomi Indonesia |
Stabilitas ekonomi terjaga
Prospek perekonomian jangka menengah terus berlanjut dengan stabilitas yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 diperkirakan 4,8 persen sampai dengan 5,6 persen dan pada 2028 diproyeksikan 5,3 persen hingga 6,1 persen.
Inflasi pada 2024 dan 2025 diperkirakan dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen. Kredit pada 2024 diperkirakan tumbuh 10-12 persen dan pada 2025 meningkat 11-13 persen.
Sekalipun optimis, Perry menekankan untuk tetap waspada dalam mencermati dinamika global karena prospek ekonomi dunia melambat dan ketidakpastian masih berlanjut.
Pada 2024, sebanyak 54 negara mengadakan pemilu sehingga ada dinamika politik. Kemudian ada fragmentasi ekonomi, di mana ekonomi AS turun dan Tiongkok melambat.
"Sektor properti Tiongkok masih belum pulih. Selain itu, masih terdapat tensi geopolitik dan meningkatnya tekanan fiskal," jelas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id