Rupiah ditutup melemah 155 poin atau satu persen ke posisi Rp15.618 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.463 per USD.
"Pasar mempertimbangkan perilisan data aktivitas industri sektor jasa AS yang menguat di November, mendorong spekulasi Federal Reserve (Fed) mungkin akan menaikkan suku bunga lebih besar dari yang diperkirakan akhir-akhir ini," kata Analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya, dilansir Antara, Selasa, 6 Desember 2022.
Indeks sektor jasa AS yang dilaporkan oleh Institute for Supply Management menunjukkan kenaikan menjadi 56,5 pada bulan lalu dari 54,4 pada Oktober. Angka tersebut mengindikasikan sektor jasa, yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS, masih solid dalam menghadapi kenaikan suku bunga.
Baca juga: Kebijakan The Fed Lebih Hawkish dari yang Disarankan |
Hasil survei tersebut diikuti dengan laporan optimistis lainnya seperti pertumbuhan jumlah tenaga kerja dan pertumbuhan upah yang lebih baik dari estimasi yang dirilis akhir pekan lalu serta belanja konsumen yang juga melesat naik pada Oktober.
Data-data ekonomi itu telah meningkatkan optimisme ekonomi AS dapat terhindar dari resesi, sehingga memicu spekulasi tentang seberapa tinggi suku bunga akan naik selanjutnya.
Pelaku pasar saat ini berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada Desember dan The Fed masih akan melakukan beberapa kali kebijakan hawkish pada 2023.
Rupiah pada pagi ini dibuka melemah ke posisi Rp15.504 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.501 per USD hingga Rp15.629 per USD.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke posisi Rp15.576 per USD dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.409 per USD.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News