Ilustrasi. Foto: dok MI/Susanto.
Ilustrasi. Foto: dok MI/Susanto.

Bukan Nggak Bisa Kelola Uang, Jangan-jangan Kamu Money Dysmorphia, Apa Itu?

Ade Hapsari Lestarini • 24 Oktober 2024 08:55
Jakarta: Money dysmorphia atau dismorfia uang adalah kondisi psikologis saat seseorang memiliki pandangan yang keliru tentang keadaan keuangannya yang dimiliki, sehingga seringkali memicu perilaku dan sikap tidak sehat dalam mengelola uang.
 
Melansir Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dismorfia memiliki pengertian kondisi patologis seseorang yang secara keliru meyakini ada sesuatu yang salah dengan penampilan atau tubuhnya. Atau bisa juga diartikan gangguan dismorfik tubuh.
 
Sementara dismorfia uang terjadi ketika tanggapan seseorang tentang kondisi keuangannya tidak sesuai dengan kenyataan. Meski keuangan mereka sebenarnya baik, mereka merasa dirinya seolah-olah sedang menghadapi masalah serius. Pandangan ini membuat mereka menganggap situasi finansial normal sebagai krisis, meskipun kenyataannya stabil dan aman.

Melansir Bank Rate, psikiater dan pendiri Healthy Minds NYC, Lanne menjelaskan dismorfia uang menyebabkan diri kita tidak memahami sebuah jati diri dengan jelas, sama halnya yang terjadi saat dismorfia tubuh.
 
Bukan <i>Nggak</i> Bisa Kelola Uang, Jangan-jangan Kamu <i>Money Dysmorphia</i>, Apa Itu?
Ilustrasi. Foto: dok MI/Atet Dwi.
 
 
Baca juga: Masuk Fase Manakah Anda? Berikut Tahapan Keuangan dalam Tangga Kehidupan
 

Cemas meski tabungan cukup


Namun, meski dismorfia uang adalah masalah yang umum, dia menegaskan istilah ini bukan merupakan diagnosis klinis. Istilah tersebut digunakan secara kreatif untuk menjelaskan bagaimana beberapa orang memandang dan mengalami kondisi keuangan pribadi.
 
Orang dengan dismorfia uang sering merasa cemas meski tabungannya cukup, terus memantau rekening, atau merasa tidak pantas menikmati hasil kerja. Mereka bahkan bisa merasa bersalah saat mengeluarkan uang untuk kebutuhan sehari-hari. Jika kecemasan lebih mendominasi daripada masalah keuangan itu sendiri.
 
Lalu, untuk mengatasi masalah tersebut bukan tentang memperbaiki anggaran, tetapi juga mengubah pola pikir dan mengurangi kecemasan. Konsultasi dengan ahli keuangan atau psikolog dapat membantu menemukan solusi yang tepat agar keuangan dan kesehatan mental selalu seimbang. (Muhammad Rizky H)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan