Mengutip Bloomberg, Sabtu, 4 Juli 2020, nilai tukar rupiah pada awal pekan ini atau tepatnya Senin, 29 Juni, berada di posisi Rp14.245 per USD. Kemudian pada Selasa, 30 Juni, mata uang Garuda terempas ke level Rp14.265 per USD. Lalu pada Rabu, 1 Juli, nilai tukar rupiah kembali tertekan ke level Rp14.283 per USD.
Sedangkan pada Kamis, 2 Juli, nilai tukar rupiah masih tertekan dan berada di level Rp14.378 per USD. Kemudian pada Jumat, 3 Juli, mata uang Garuda masih harus rela untuk kembali terpental ke zona merah dengan berakhir di posisi Rp14.523 per USD. Nilai tukar rupiah di sepanjang pekan ini belum memiliki kekuatan berlebih guna membungkam mata uang Paman Sam, meski sedang 'dijangkit' covid-19.
Di sisi lain, pasar modal Indonesia bergerak bervariasi namun masih didominasi data positif selama sepekan pada periode 29 Juni-3 Juli 2020. Peningkatan tertinggi data mingguan pasar terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian sebanyak 7,44 persen menjadi 572.412 ribu kali transaksi dibandingkan dengan pekan lalu sebesar 532.777 ribu kali transaksi.
Kenaikan juga terjadi pada kapitalisasi pasar bursa, yaitu sebanyak 1,46 persen atau sebesar Rp5.759,763 triliun dibandingkan dengan pekan lalu sebesar Rp5.676,933 triliun. Kemudian diikuti dengan kenaikan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebanyak 1,42 persen pada level 4.973,794 dari level 4.904,088 pada pekan sebelumnya.
Kemudian perubahan sebesar 9,86 persen pada rata-rata volume transaksi harian bursa menjadi 7,164 miliar unit saham dibandingkan dengan pekan lalu sebesar 7,948 miliar unit saham. Rata-rata nilai transaksi harian pasar di bursa turut mengalami perubahan sebesar 8,19 persen menjadi sebesar Rp6,434 triliun dari Rp7,008 triliun pada penutupan minggu lalu.
"Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp93,40 miliar. Sedangkan sepanjang 2020, jual bersih asing tercatat sebesar Rp16,140 triliun," kata Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News