Strategi ini menyisihkan penghasilan secara rutin dengan nominal yang sama secara berkala untuk membeli saham. DCA dilakukan untuk mencegah investor melakukan investasi berlebihan pada 'waktu yang salah' yang dalam hal ini adalah di harga tinggi.
"Menentukan waktu yang tepat dalam berinvestasi adalah hal yang sangat sulit kecuali diikuti dengan faktor keberuntungan. Menabung saham secara rutin bisa dimulai dengan membeli satu lot saham yang berisi 100 lembar saham. Harganya bervariasi, bahkan ada satu lot saham yang bisa dibeli dengan Rp100 ribu saja," kata data analyst dalam tim riset Lifepal Aldo Jonathan, Minggu, 6 Desember 2020.
Lebih lanjut Aldo menjelaskan bahwa gagasan strategi DCA ini adalah menabung secara konsisten tanpa mempedulikan naik atau turunnya harga saham, tanpa peduli kondisi ekonomi. DCA akan membantu investor disiplin untuk membeli unit yang lebih banyak pada waktu harga turun dan lebih sedikit pada waktu harga naik.
"Hal ini akan membuat investor dapat mengambil keputusan investasi yang lebih mudah dan terhindar dari keputusan yang bersifat emosional," tutur dia.
Kunci dari metode investasi DCA adalah disiplin. Metode ini diakui cukup baik karena mampu menghindarkan investor dari kecemasan dan atau keserakahan yang dipengaruhi fluktuasi harga harga saham di pasar.
Bila harga saham turun ia tidak panik, tapi tetap membeli dengan jumlah nilai yang sama, maka ia dapat unit saham yang lebih banyak. Bila harga naik ia pun tidak khawatir, meski mendapat nilai yang lebih sedikit dibanding pembelian sebelumnya, tapi secara jangka panjang, investasi yang dilakukan berperan sebagai pengamanan terhadap risiko.
"Bagi investor yang ingin berinvestasi dengan usaha minimal dan membutuhkan waktu yang tidak terlalu banyak, metode DCA ini patut dicoba karena terbukti gampang dilaksanakan, aman, dan terbukti menguntungkan. Metode ini tentu saja bisa dilakukan dengan saham apapun, dengan catatan memiliki fundamental yang baik," ungkap Aldo.
Keuntungan dollar cost averaging
Keuntungan dan keunggulan dalam menggunakan strategi dollar cost averaging adalah dapat meminimalisasi kerugian dalam investasi ketika harga saham mengalami penurunan. Jika seorang investor menggunakan strategi investasi lump sum (sekali bayar di muka dan tidak menambah lagi), maka kerugian yang dialami bisa akan lebih besar.
"Itu karena investor tersebut tidak bisa melakukan averaging down (melakukan pembelian ketika harga saham turun untuk memperkecil rata-rata harga saham yang dimilikinya)," imbuhnya.
Dengan dollar cost averaging, maka investor tersebut dapat menurunkan harga saham rata-rata yang ia miliki ketika harga saham sedang turun. Oleh karena itu dollar cost averaging sangat berguna jika pasar terjadi koreksi (penurunan) yang sangat dalam ataupun krisis ekonomi.
Pada saat kondisi perekonomian membaik yang diikuti perbaikan harga saham di bursa, investor akan merasakan manfaatnya. Ketika harga saham yang harganya turun tersebut mengalami pembalikan arah atau rebound maka sang investor akan melihat bahwa potensi keuntungan sahamnya semakin meningkat, atau paling tidak, potensi kerugiannya dapat dikurangi dengan melakukan dollar cost averaging.
Kelemahan dollar cost averaging
Meskipun dollar cost averaging dapat mengurangi risiko dengan bagus, tetap saja terdapat kelemahan di dalamnya. Ketika pasar sedang mengalami bullish (pertumbuhan) strategi ini malah mengurangi keuntungan dalam berinvestasi.
Semakin naik saham maka semakin sedikit saham yang dapat dibeli sehingga imbal hasil pun akan semakin sedikit. Apalagi jika pasar mengalami tren kenaikan secara terus menerus, maka dollar cost averaging akan memberikan imbal hasil yang sedikit jika dibandingkan melakukan investasi secara lump sum di harga awal yang rendah.
"Memborong saham sekaligus dalam jumlah besar atau yang lebih dikenal dengan metode lump sum lebih cocok dipraktekkan oleh investor saham berpengalaman dan terutama yang bermodal besar. Sementara itu, metode DCA lebih cocok untuk investor pemula dan investor yang tidak memiliki waktu dan pengalaman yang cukup untuk mengevaluasi dan menganalisa pasar," pungkas Aldo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News